Liputan Khusus

Pengusaha Angkot Minta Jaminan Keamanan

Sejumlah pengusaha angkutan kota (angkot) di Kota Kupang meminta jaminan dari pemerintah terhadap keselamatan angkot, sopir dan kondekturnya.

POS KUPANG/NOVEMY LEO
PENUMPANG -- Seorang penumpang angkutan Pick Up Pick Up jurusan Kupang (Kota Kupang) - Baun (Kabupaten Kupang), saat turun di depan Kampus lama Undana Kupang, Sabtu (28/11/2015). 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Sejumlah pengusaha angkutan kota (angkot) di Kota Kupang ingin melayani rute baru yang ditetapkan, tetapi meminta jaminan dari pemerintah terhadap keselamatan angkot, sopir dan kondekturnya.

"Kami mau operasikan angkot di rute baru tetapi kami khawatir angkot dirusak atau dilempar. Juga penumpang di rute baru itu banyak sehingga tidak rugi," ujar Agustina Dale, pengusaha Angkot Bali Cepat jalur 1 dan 2 yang ditemui di gudangnya di Pulo Indah, Kelurahan Oesapa Barat, pekan lalu.

Diberitakan Pos Kupang, Senin (30/11/2015), sebagian besar warga yang bermukim di sembilan kelurahan di Kota Kupang membutuhkan angkot. Kesembilan kelurahan itu yakni Kelurahan Kayu Putih, Liliba, Oesapa Selatan, Naioni, Fatukoa, Belo, Kolhua, Naimata dan Fatufeto.

Akibat ketiadaan angkot, pengguna jasa harus berjalan kaki antara 1 hingga 3 kilometer lebih untuk mendapatkan angkot atau ojek. Masyarakat mengharapkan Walikota Kupang, Jonas Salean memperhatikan hal ini.

Menurut Agustina, saat ini dia memiliki sekitar 14 unit angkot dan semuanya beroperasi di rute atau jalur 1 dan 2 karena jalur itu ramai dan aman. "Selain itu mudah mengontrol angkot kami yang lagi beroperasi," kata istri dari I Gusti Puti Ariyasa ini.

Kalau di jalur lain, demikian Agustina, masih sepi penumpang sehingga enggan mengoperasikan angkot ke sana. Namun, jika banyak penumpang dan wilayahnya aman, maka tentu para pengusaha bersedia mengoperasikan angkotnya. Apalagi setiap angkot miliknya sudah didandani dengan berbagai aksesoris menarik yang biayanya mencapai puluhan juta rupiah.

Agustina berharap, jika ada pembukaan rute baru, hendaknya pemerintah bisa komunikasikan kepada pihak terkait. Mulai dari tokoh masyarakat, ojek dan alat transportasi lain yang sudah ada di wilayah baru itu.

"Agar tidak ada persiangan yang tidak sehat antar pengusaha. Tentu semua pengusaha maunya aman. Rejeki kan masing masing sudah diatur Tuhan," kata Agustina.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved