Juliana Natun Ragu-ragu Pegang Komputer Saat UKG di Kupang
Juliana menyebut soal UKG masih seputar pengetahuan umum. "Ada soal bahasa Indonesia,
Penulis: PosKupang | Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG.COM - Guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tarba, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Juliana Natun mengaku tidak percaya diri saat mengikuti Ujian Kompetensi Guru (UKG) menggunakan sistem online di Kupang, Rabu (11/11/2015). Sebab dia belum familiar dengan sistem itu.
"Kita pegang pertama (komputer) ragu-ragu pak. Pengawas ajar kita sedikit baru kita kerja. Awal-awal pengawas suruh klik baru kita klik," ujar Juliana sambil tertawa. Ia menceritakan, masih banyak sekolah di Amarasi Selatan yang belum terlayani listrik sehingga ujian menggunakan komputer adalah hal yang baru.
"Kita tidak ikut UKG, takut salah lagi. Jangan sampai kena pecat," kata wanita yang tujuh tahun lagi akan pensiun.
Juliana menyebut soal UKG masih seputar pengetahuan umum. "Ada soal bahasa Indonesia, PPKN, IPA, materi seni budaya dan keterampilan. Ada juga materi terkait profesi kita sebagai guru, misalnya teknik mengajar. Kalau seputar bidang ilmu kita masih agak mudah, tapi kalau pedagogik itu agak susah karena jawabannya hampir sama semua," ujarnya.
Hal yang sama diutarakan ibu guru yang enggan ditulis namanya. Ia mengaku masih asing dengan komputer. "Kita punya daerah listrik belum masuh, sekarang suruh kita ujian pakai komputer. Kita hanya senyum-senyum saja di dalam. Kita sudah tua begini baru pengawasnya yang lebih muda ajar kita," katanya. Ibu guru ini pun mengakui soal UKG bervariasi tingkat kesulitannya.
Variasi tingkat kesulitan soal UKG pun diungkapkan John Ambu, seorang guru peserta UKG di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar). "Ada yang sulit dan ada yang gampang tetapi tentunya tergantung kesiapan masing-masing peserta," kata John di Labuan Bajo, Kamis (12/11/2015).
Sementara Kepala Dinas PPO Kabupaten Mabar, Marthen Magol yang ditemui kemarin, mengatakan pihaknya mendapat dana dari APBN sebesar Rp 14 juta untuk penyelenggaraan UKG mulai tanggal 9-19 November 2015.
Marthen menyatakan, alokasi uang itu berdasarkan jumlah lokasi tempat UKG. "Perhitungannya, setiap lokasi tempat UKG mendapat alokasi uang Rp 2 juta. Di Mabar ada tujuh tempat UKG sehingga jumlah total Rp 14 juta. Uang itu untuk membayar komputer dilokasi UKG yang digunakan oleh peserta serta listrik selama kegiatan berlangsung," kata Marthen. Dijelaskannya, uang itu diberikan langsung oleh petugas dari Kementerian Pendidikan kepada penanggung jawab atau pemilik lokasi tempat UKG itu setelah penyelenggaraan UKG.(din/ser)