BALI UNITED KRISTAL POS KUPANG CUP 2015
Bangun Sepakbola NTT dari Mana?
Semua demi sepakbola. Tidak apa-apa kalau sedikit dari penghasilan, saya sumbangkan untuk sepakbola.
Penulis: Sipri Seko | Editor: omdsmy_novemy_leo
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Semua demi sepakbola. Tidak apa-apa kalau sedikit dari penghasilan, saya sumbangkan untuk sepakbola.
DAVID Fulbertus sudah menekuni sepakbola sejak kuliah di Australia. Meski hanya bermain sepakbola dalam turnamen-turnamen kasta antar kampung (tarkam), Bos Davo, demikian Owner Swiss Belinn Kristal Hotel ini biasa disapa, langsung terhipnotis.
Saban hari di otaknya hanya sepakbola. Bagaimana tidak! Semua kelurahan di Australia, pasti memiliki lapangan sepakbola, minimal seperti Stadion Merdeka Kupang. Turnamen digelar setiap akhir pekan. Tak heran ketika kembali ke Kupang, Davo getol mengurus bola. Bermain untuk sekadar hobi dan mengurus sepakbola karena ingin ada perubahan.
"Semua demi sepakbola. Tak apa kalau sedikit dari penghasilan, saya sumbangkan untuk sepakbola." Kata-kata itu selalu diungkapkan Bos Davo di setiap saat. Begitu gilanya terhadap sepakbola, Bos Davo mendirikan klub amatir tetapi dikelola secara profesional. Mungkin Kristal FC adalah satu-satunya klub yang pemain, pelatih dan pengurusnya dikontrak secara resmi oleh manajemen.
Bos Davo memiliki cita-cita suatu saat nanti ada klub sepakbola nasional yang bermarkas di Kupang. Paling tidak, langkah awal yang dilakukan adalah 'menjual' anak- anak NTT untuk bisa bermain di klub sepakbola level nasional. Sempat terhenti empat tahun setelah bermitra dengan Dji Sam Soe, turnamen ini kembali digelar sejak tahun 2014 lalu.
Manajemen Swiss Belinn Kristal Hotel Kupang menjadi sponsor utama. Impiannya sederhana, anak-anak NTT atau minimal Kota Kupang, memiliki panggung untuk menari memainkan si kulit bundar.
Setelah 'mencoba' tahun lalu, tahun ini SKH Pos Kupang sebagai penyelenggara melebarkan sayap. Manajemen klub yang sedang naik daun di level nasional, Bali United digandeng. Sang pemili, Yabes Tanuri dan pelatihnya, Indra Sjafri, diajak datang ke Kupang. Keduanya tak hanya jalan-jalan, tapi ingin perlihatkan bahwa ada sesuatu dalam sepakbola di NTT. Indra dan Yabes terkesima.
"Timnas Indonesia milik semua orang, termasuk NTT. Kami anggap pemain sepakbola lebih banyak ada di desa daripada di kota," demikian Indra Sjafri, saat bincang bola bertajuk Bangkitkan Sepakbola Indonesia dari Bumi Flobamora di Swiss Belinn Kristal Hotel, Minggu (15/8/2015). Indra tak sendirian, Noer dan Coach Jarot mendampinginya.
Ketiganya secara bergantian memberikan gagasan dan coaching tentang bagaimana bermain bola menuju prestasi yang tidak lagi sekadar mimpi. Indra yakin, tak hanya Yabes Roni Malaifani, yang bisa bermain di level nasional, anak NTT lain pun sangat bisa.
"Kisah Yabes saat Indonesia melawan Filipina, masuk bermain 20 menit membuktikan orang NTT bisa menjadi pahlawan sepakbola Indonesia. Yabes adalah pemecah kebuntuan saat itu dengan mencetak gol kedua ke gawang lawan. Jadi, kami datang ke NTT, nanti ada beberapa orang yang diambil. Anak-anak yang berpotensi sepakbola itu ada di desa," jelasnya.
***
MIMPI Bos Davo, dkk mulai merangkak menuju alam sadar. Sepakbola NTT sedang bergeliat. Hal itu bisa kita buktikan dengan kehadiran Indra Sjafri dan Yabes Tanuri, yang terkesima melihat antusiasme masyarakat sepakbola Kota Kupang.
"Selama saya keliling Indonesia menggelar coaching clinic, baru di Kota Kupang pesertanya terbanyak. Ini luar biasa. NTT sudah punya darah sepakbola, tinggal sekarang bagaimana mengalirkan darah itu menuju prestasi yang lebih tinggi," kata Indra Sjafri.
Timnas Indonesia memang bukan hanya milik orang-orang di sana. Anak-anak NTT pun punya hak memasang Garuda di dadanya. Itu artinya, meski turnamen ini belum dikemas seperti liga profesional, namun paling tidak, kita sudah tahu arah sepakbola kita. Mau dibawa ke mana sepakbola kita. Mau dimulai dari mana sepakbola kita menuju impian meraih prestasi?
Mungkin tak ada yang percaya kalau turnamen Bali United Kristal Pos Kupang Cup digelar dengan dana sangat kecil dibandingkan turnamen lain. Hanya sanggup membiaya wasit, sewa lapangan tim medis, pengamanan dan persiapan lapangan, panitia tetap bertekad akan sukses. Kerja dulu, nanti juga akan ada orang yang datang membantu pembiayaan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/indra-sjafri1_20150930_075309.jpg)