Sidang Raya Sinode GMIT

Benjamin Siap Satukan Mimpi GMIT

Jemaat yang visioner itu juga mengandung arti bahwa gereja harus mandiri dalam daya, dana dan theologi

Penulis: Jumal Hautes | Editor: Marsel Ali

POS KUPANG.COM. BA'A - Pendeta Benjamin Nara Lulu, M.Th, menyatakan siap untuk menyatukan mimpi GMIT secara lembaga dan mimpi warga GMIT. Pendeta Dr. Mesakh A. P. Dethan berdiri pada dasar pelayanan pastori; sedangkan Pendeta Dr. Mery L. Y. Kolimon siap untuk menyeimbangkan kesejahteraan antara pelayan GMIT dan jemaat.

Itulah intisari dari ketiga orang yang diusulkan klasis-klasis untuk kemudian dipilih dalam Sidang Sinode (SS) GMIT ke XXXIII 2015 di Klasis Lobalain, Ba'a, Kabupaten Rote Ndao. Mereka ditemui secara terpisah di sekitar ruang tempat berlangsungnya persidangan.

Benjamin Nara Lulu, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris MS GMIT, mengatakan, dirinya tidak memiliki visi pribadi di dalam pencalonan sebagai calon ketua MS GMIT periode 2015-2019. GMIT, katanya, sudah memiliki visi sehingga calon ketua berkewajiban untuk mewujudkan mimpi GMIT.

Menurutnya, tiga persoalan yang masih menjadi pergumulan pelayanan GMIT ke depan adalah pendidikan, kesehatan, dan kemandirian ekonomi. "Jemaat yang visioner itu juga mengandung arti bahwa gereja harus mandiri dalam daya, dana dan theologi. Jadi itu yang harus dilakukan oleh MS GMIT periode ke depan," jelasnya.

Mesakh Dethan, jebolan S-3 Karl Ruprecht Heidelberg, Jerman 2010 ini, menegaskan, dirinya menganut sistem pastoral jemaat. Jika terpilih, ia akan berkantor di 44 kantor klasis yang ada di seluruh wilayah pelayanan GMIT, sehingga setiap persoalan yang ada di jemaat dapat diselesaikan dengan mendapatkan informasi yang akurat dari jemaat.

Pdt. Dr. Mery Kolimon menjelaskan, dirinya memberikan apresiasi yang sangat tinggi bagi MS GMIT periode 2011-2015 yang sudah melakukan perubahan yang sangat signifikan dalam peningkatan kesejahteraan para pelayan Tuhan.

Namun ke depan, hal penting lainnya yang harus dilakukan GMIT adalah melakukan penyeimbangan terhadap kesejahteraan antara para pendeta disatu sisi, dan peningkatan kemandirian ekonomi jemaat di sisi lain.

"Sinode kali ini sudah sangat luar biasa dengan memberikan perhatian kepada peningkatan kesejahteraan bagi para pendeta. Tetapi ke depan harus dilakukan penyeimbangan antara kesejahteraan pendeta dan kesejahteraan jemaat," jelasnya.

"GMIT adalah gereja yang besar, sehingga harusnya dengan kekuatan ini, GMIT memiliki daya untuk melakukan lebih banyak hal dalam upaya peningkatan kesejahteraan warga jemaat," jelasnya. (meo)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved