Tamu Kita
Sherly Irawati: Mulanya dari Iseng-iseng
Awal 2015 lalu, Sherly Irawati, S.H, warga Kota Maumere, Kabupaten Sikka, meraih juara dua dalam lomba kerajinan kreasi kreatif di Kupang
Penulis: omdsmy_novemy_leo | Editor: omdsmy_novemy_leo
Sekarang saya sudah bisa membuat dompet dan tas dari bahan tenun ikat Sikka untuk pria dan wanita. Juga ada rosario dan lainnya. Setiap hari saya mencoba mencari ide baru untuk membuat sesuatu kerajinan yang berasal dari tenun ikat Sikka.
Apa saja bahan yang digunakan untuk membuat aksesrois itu? Bagaimana cara Anda mendapatkan bahannya?
Bahan utamanya tentu kain tenun ikat Sikka. Sedangkan bahan lainnya, tergantung dari jenis aksesoris yang hendak dibuat. Untuk sumpit, ya saya juga gunakan sumpit bambu, untuk anting dan kalung, tentu ada manik-manik atau monte, kertas, kardus bekas, kawat, lem dan lainnya. Khusus untuk dompet dan tas, dibuat oleh perajin di luar NTT.
Saya hanya mengirimkan kain tenun ikat Sikka dan modelnya, lalu mereka yang membuatnya di sana. Untuk manik-manik, pengait atau besi, kawat, saya membelinya. Sedangkan untuk kain percah tenun ikat Sikka, biasanya saya minta dari tukang jahit yang punya sia- sisa jahitan dari tenun ikat Sikka. Biasanya mereka kasih, namun jika dalam jumlah banyak, saya menggantinya dengan uang.
Bagaimana Anda melihat upaya pengembangan tenun ikat Sikka yang dilakukan oleh masyarakat di Sikka selama ini?
Saya lihat sudah cukup bagus. Misalnya saja sekarang, sudah banyak masyarakat yang menenun karena pasti permintaannya banyak. Masyarakat umum juga sudah mulai banyak mengenakan baju tenun ikat Sikka. Baik itu pegawai negeri sipil (PNS) yang diwajibkan mengenakan tenun ikat Sikka ke kantor setiap minggu satu kali.
Juga saat di luar kerja, sudah banyak masyarakat Sikka yang mengenakan busana dari tenun ikat Sikka, baik yang dimodifikasi atau asli. Kalau dulu mereka hanya mengenakan busana tenun ikat Sikka itu dalam upacara adat, namun sekarang pada kegiatan lain, pesta, gereja dan jalan- jalan pun, sudah banyak yang mengenakan tenun ikat Sikka.
Ini menunjukkan bahwa mereka sudah lebih mencintai dan ikut mempromosikan budaya, khususnya tenun ikat Sikka. Namun rasa kecintaan dan turut serta mempromosikan tenun ikat Sikka ini masih harus terus ditingkatkan lagi. Karena sebenarnya ada banyak cara untuk mewujudkannya.
Cara seperti apa itu?
Untuk bisa mencintai dan mempromosikan tenun ikat Sikka tidak hanya dilakukan dengan cara mengenakan busana tenun ikat Sikka. Tapi bagaimana masyarakat bisa kreatif untuk membuat dan memodifikasi tenun ikat Sikka itu menjadi produk-produk baru yang bisa dipakai dalam setiap kesempatan dan waktu. Tenun ikat Sikka itu tidak hanya bisa dibuatkan menjadi busana, gaun, blus, rok dan jas.
Tapi juga bisa dibuat menjadi celana pendek, celana panjang. Bahkan bisa juga dibuat aksesoris seperti kalung, gelang, anting-anting, tusuk konde, rosario, tas, dompet seperti yang sudah saya lakukan ini kan?
Artinya bahwa kita harus bisa kreatif dan berkreasi untuk membuat berbagai modifikasi produk atau barang yang terbuat dari tenun ikat Sikka itu, lalu kemudian kita mengenakannya atau bisa menjualnya untuk menambah dan meningkatkan ekonomi keluarga.
Bahkan para penjahit juga harus kreatif untuk bisa menjahit model-model busana tenun ikat Sikka. Tapi tentu saja untuk melakukannya tidak mudah, harus ada peran pemerintah.
Peran pemerintah seperti apa maksudnya?
Pemerintah harus juga bisa memotivasi dan mendukung masyarakat, khususnya dalam bidang finansial dan pemberian pendidikan dan pelatihan. Masyarakat diberikan ilmu berupa diklat agar bisa lebih berkreasi dan kreatif dalam membuat tenun ikat Sikka. Kreatif dalam membuat kerajinan dari bahan tenun ikat Sikka, dan bahkan bisa terampil dalam menjahit busana modifikasi tenun ikat.
Dan, juga dibutuhkan modal agar masyarakat bisa mengembangkan ilmu yang sudah diperolehnya itu. Terkait diklat dan modal menjadi peran pemerintah. Saya yakin masyarakat Sikka, baik ibu rumah tangga, pelajar, swasta dan mereka yang putus sekolah, bisa meningkatkan ekonomi keluarga jika mempunyai bekal keterampilan dan modal yang memadai.
Dengan demikian, akhirnya tingkat ekonomi masyarakat Sikka bisa lelih baik, sekaligus mereka bisa lebih mencintai, mengembangkan dan mempromosikan tenun ikat Sikka. Tentu kita akan senang jika tenun ikat Sikka bisa menjadi terkenal, disukai dan dicintai serta dipakai oleh setiap orang dalam berbagai bentuknya.
Yakinkah Anda bahwa masyarakat Sikka mampu berkreasi?
Saya yakin bisa, jika memang ada niat dan kesungguhan dari masyarakat itu sendiri dan bekerja keras mewujudkannya. Tentunya pemerintah juga harus mendukung terus. Khusus untuk pengembangan aksesoris tenun ikat, bisa dikerjakan oleh berbagai usia, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, juga anak putus sekolah.