Video

VIDEO: Shirley Manutede Bicara soal tokoh dibalik keberhasilannya

Shirley Manutede, SH bicara soal tokoh dibalik keberhasilannya sebagai jaksa pada Kejaksaan Tinggi (Kejati) Nusa Tenggara Timur (NTT).

POS-KUPANG.COM, KUPANG ---  Shirley Manutede, SH bicara soal tokoh dibalik keberhasilannya sebagai jaksa pada Kejaksaan Tinggi (Kejati) Nusa Tenggara Timur (NTT). Dia menyebut kedua orangtuanya yang menjadi motivator kehidupannya.

Demikian disampaikan Shirley kepada Pos Kupang, Selasa (23/6/2015) lalu. Menurutnya, bicara tentang tokoh yang menginspirasi kehidupannya ada banyak. Karena dalam kehidupan ini, dia banyak belajar dari berbagai orang dengan latar belakang pendidikan berbeda. Tapi, tokoh utama yang menginspirasi kehidupan dan yang banyak mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepadanya adalah kedua orangtua.

"Dari ibu, Adriana Kanahebi, saya banyak belajar tentang kegigihan, semangat dan keberanian untuk menghadapi kehidupan. Ibu mengajarkan kami tidak boleh cepat berputus asa, tidak cepat lelah, tidak cepat marah atau bersungut-sungut dalam menjalani kehidupan," kata Shirley.

Menurut Shirley, ibunya juga mengajarkan agar kami tidak boleh takut dengan siapapun karena semua manusia diciptakan sama dengan kemampuan yang sama, hanya tergantung dari diri kita sendiri mau mengeluarkan kemampuan itu dalam bentuk apa, semua dengan talenta masing-masing.

"Dari ayah, Drs. Daniel Manutede, saya banyak belajar tentang kesederhanaan, ketulusan dan ketenangan, kebijaksanaan untuk mendengar dan melihat segala sesuatu dari dua belah pihak, tidak serta merta hanya mendengar atau memutuskan segala sesuatu hanya mendengar dan melihat dari satu sisi saja," kata Kasi 1 intelegen Kejati NTT ini.

Dan, dari keduanya, demikian Shirley, dia belajar mengenai kerendahan hati, keikhlasan dan takut akan Tuhan. Terima kasih tak terhingga untuk kedua orangtua saya yang menjadi motivator terbesar dalam kehidupan saya sejak kecil hingga saat ini.

Shirley menambahkan, sebagai jaksa, ada kewenangan-kewenangan yang diberikan UU kepada saya. Di situlah nilai-nilai positif dari orangtuanya diterapkan.

"Bagaimana saya harus profesional menjalankan aturan dan memposisikan diri sebagai jaksa yang tidak membeda-bedakan para pihak dan selalu menangani perkara dengan menggunakan hati nurani, namun juga dengan penuh rasa takut akan Tuhan. Di samping itu, saya juga harus tetap rendah hati dan memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana kita ingin diperlakukan," katanya.

  • Baca Juga
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved