Pakian Bekas ada Bakteri

Pembeli Pakian Bekas Tidak Khawatir ada Bakteri

Beberapa pembeli pakaian bekas atau bisa disebut rombengan (RB) di Kupang yang ditemui di lokasi RB, seperti Sesri Neparasi Amnifu dan Yuli Ndaulima,

Penulis: Apolonia M Dhiu | Editor: Alfred Dama
KOMPAS.COM/DANI ZEBUA
Sejumlah 2.042 bal pakaian bekas asal Malaysia siap dimusnahkan dengan cara dibakar pada Rabu (26/6/2013) siang. 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Apolonia Matilde Dhiu

POS KUPANG.COM, KUPANG -- Beberapa pembeli pakaian bekas atau bisa disebut rombengan (RB) di Kupang yang ditemui di lokasi RB, seperti Sesri Neparasi Amnifu dan Yuli Ndaulima, mengatakan, mereka sering membeli pakaian RB di lokasi tersebut.

Bahkan, berlangganan pada beberapa penjual sehingga jika ada pembukaan karung baru pada hari Jumat, mereka langsung datang untuk membelinya.

Sesri mengatakan, pakaian bekas yang dibeliknya memang dengan harga yang murah, tetapi kualitasnya masih bagus sekali. Terkadang dirinya mendapatkan pakaian yang kualitasnya jauh lebih baik daripada pakaian di toko.

Ia mengakui agak was-was membeli, tetapi ada tips-tips setelah membeli pakaian RB.

Menurutnya, namanya juga pakaian bekas, sehingga pakaian ini merupakan pakaian bekas pakai, sehingga perlu diwaspadai.

Sehingga, katanya, setelah membeli biasanya dirinya tidak langsung mengenakanya. Tetapi, merendam dulu dengan detergen beberapa kali, setelah itu diberikan pewangi.

"Saya biasanya mencuci dulu beberapa kali dan memberikan pewangi pakaian, sehingga jika ada informasi adanya bakteri bisa teratasi," katanya yang sudah menjadi langganan membeli pakaian RB sejak lama.

Hal senada juga disampaikan beberapa penjual RB seperti Bibi Ani dan Apek. Keduanya mengatakan, sebagai penjual mereka setiap hari bergelut dengan pakaian RB tetapi belum ada keluhan terkait gatal-gatal atau bersin dan sebagainya.

Bibi Ani mengatakan, dirinya juga membawa anak-anak di tempat jualan tetapi tidak terjadi apa-apa. Bahkan, jika ada pembukaan karung baru, pakaian tersebut langsung dikenakan tanpa dicuci terlebih dahulu.

Ia berharap, jika memang pemerintah menemukan adanya bakteri yang berdampak pada kesehatan manusia sebaiknya segera disosialisasikan sehingga tidak membuat masyarakat kuatir.

Ia mengakui, jika pemerintah menutup usaha tersebut karena berdampak pada kesehatan masyarakat, mereka akan menganggur karena selama ini tergantung pada menjual pakaian bekas.*

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved