Kopi Colol Buka Ekspor ke Eropa

Cita rasa kopi arabika asal Colol di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) menemukan penikmat konsumen kopi Eropa dan Amerika.

Editor: Alfred Dama
Shutterstock
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Egy Moa

POS KUPANG.COM, RUTENG -- Cita rasa kopi arabika asal Colol di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) menemukan penikmat konsumen kopi Eropa dan Amerika.

Pada bulan September 2014 diekspor satu container kopi seberat 20 ton, sedangkan kopi produksi kelompok Unit Pengolahan Hasil (UPH) di Bajawa, Kabupaten Ngada diekspor 300 ton.

Menurut Kepala Perwakilan PT Indocom Surabaya di Ruteng, eksporter kopi Colol dan Bajawa, Suherman, ekspor kopi Colol yang lebih besar akan dilaksanakan 2015. Saat ini, sedang dilakukan pengadaan perangkat pengolahan kopi di UPH di Colol oleh Pemkab Matim.

"Kadis Perkebunan Matim dan semua staf peduli dengan aktivitas UPH. Mereka bergendengan dengan mitra dari PT Veco dan Kopkardios membangun pemahaman dan kesadaran petani. Sudah terlihat hasilnya tahun ini. Tahun depan akan lebih banyak produksi eksport," kata Suherman, Pos Kupang, Jumat (19/12/2014) di Ruteng.

"Untuk pengawasan mutu, telah ada kerjasama dengan Puslit Koka Jember. Setiap tahun akan dilakukan sertifikasi mulai dari tanaman sampai prosesnya. Standarisasi kopi ekspor sudah dipahami semua UPH," Suherman menambahkan.

Menurutnya, tahapan penting yang dipahami petani kopi menjaga mutu kopi ekspor dimulai dari pembibitan, kebun dan pasca penen. Semua kebun petani kopi asal Colol yang tergabung dalam Asosiasi Petani Copi Colol (Asnicom) disertifikasi lembaga independen.

Dikatakanya, butuh waktu bertahun-tahun mengadvokasi petani mengikuti standar kualitas eskpor. Pendampingan kepada kelompok tani dilakukan terus-menerus, sampai mereka memahami dan menggunakannya sebagai kebiasaan dalam pengolahan kopi.

Suherman menyebut pendampingan kepada petani kopi Bajawa dimulai 2005, memperlihatkan hasilnya di tahun 2010. UPH di Colol, kata Suherman, mulai dilakukan 2013.

"Awal bulan lalu, bersama mitra didatangkan petani kopi asal Gayo, Propinsi Aceh ke Ruteng. Mereka membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada petani di Matim. Kita harapkan petani kita bisa mempratekannya," kata Suherman.

Harga kopi Gayo Rp 100.000/kg saat ini melewati proses panjang. Pengalaman petani Matim dan Bajawa mengolah kopi eksport pernah dirasakan petani Gayo 30-an tahun lalu. Harga kopi ekspor Colol dan Bajawa dibeli eksportir Rp 55.000/kg.

"Dari Manggarai, hanya ada kopi asalan yang tidak mempenuhi kualitas ekspor. Dua tahun yang lalu, satu sampai dua UPH sempat aktif, kini tidak kedengaran lagi aktivitasnya saat ini," kata Suherman.*

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved