LBRI 2014 di Kupang

Desi Tuah Kenakan Modifikasi Kebaya Karawo

DI pelosok mana pun kita tampil, dari Sabang sampai Merauke, ada satu hal yang tak boleh dilupakan. Selalu membawakan ciri khas daerah masing-masing

POS-KUPANG.COM, KUPANG --- DI pelosok mana pun kita tampil, dari Sabang sampai Merauke, ada satu  hal yang tak boleh dilupakan. Selalu  membawakan ciri khas daerah asal kita masing-masing.

Demikian yang selalu dilakukan Desi Nur Pratiwi Tuah. Perempuan yang disapa Wiwit, kelahiran Gorontalo, 8 Desember 1997, ini ketika tampil bernyanyi, apapun busana yang ia kenakan, selalu menampilkan ciri khas  Gorontalo, baik itu gaun, casual dan busana lainnya, sekalipun dimodifikasi takkan lepas dari motif daerahnya.

Seperti gaun yang dikenakannya pada acara Seleksi Tahap I Hari Kedua  (Final Tahap I) pada Pemilihan Bintang Radio Indonesia & ASEAN di Aula El Tari Kupang. Menggunakan gaun panjang pink, Wiwit layaknya seorang putri dari Gorontalo.

Kebaya atasannya terdapat motif khas Karawo Gorontalo. Untuk terusannya berbahan brokat dan tile, hiasan rok balon yang mengitari pinggangnya berbahan songket, yang membuat gaun tersebut terlihat sangat unik.

"Setiap mau tampil, pasti baju dijahit sendiri. Keluarga punya penjahit pribadi, tapi untuk modelnya dirancang sendiri oleh mama, tetap selalu ada khas dari Gorontalo. Untuk merancang baju paling cepat satu minggu," tutur buah hati pasangan Fitri Saleh dan Sukarni Tuah ini.

Dengan busana yang indah dan sesuai, pasti akan mendukung setiap tampilan bernyanyi ketika ia pentas. Wiwit gemar bernyanyi sejak masih duduk di bangku kelas IV SD.

Kecintaannya terhadap dunia tarik suara, selain senang, juga ada turunan dari orangtuanya. Sejak kecil hingga beranjak remaja, beberapa prestasi diraihnya, seperti cipta lagu anak yang mengisahkan keceriaan anak-anak.

Kalau untuk syair, Wiwit mengisahkan, dirinyalah yang menyusun, tapi aransemen dibantu oleh pelatihnya. Untuk mengasah bakatnya tersebut, Wiwit didampingi seorang pelatih vokal.

Ia selalu rutin mengikuti les vokal untuk mematangkan tehnik bernyanyi. Meskipun gemar bernyanyi, ia harus tetap pintar mengatur waktunya sendiri, jangan sampai kegemarannya tersebut mengganggu sekolah.

Perempuan yang sudah pernah bernyanyi di Manado, Makassar, Yogjakarta, Bandung, Bali, Mataram dan di Kupang ini, lebih mengutamakan sekolahnya daripada bernyanyi. Ia akan mengatur waktunya sebaik mungkin, jangan sampai mengganggu studi di sekolahnya, sehingga membuat nilai-nilainya merosot.

Tak seperti peserta lainnya yang bercita-cita sebagai seorang penyanyi, Wiwit lebih memilih menjadi wanita karir. Menyanyi hanya sebagai sampingannya saja. Agar bisa meraih cita-citanya itu, ia akan berupaya keras.

Seperti impian anak-anak kebanyakan, ia juga ingin membahagiakan orangtuanya. Dan, yang paling mulia adalah ingin naik haji bersama orangtuanya.

Menyoal pantangan untuk seorang penyanyi, Wiwit megakui tak ada pantangan. Menurutnya, pantangan tak  mempengaruhi suaranya ketika bernyanyi. Paling penting tetap latihan.

Selalu mengolah vokal dengan baik. Terus belajar, berlatih, mengisi yang kurang. Sukses Wit!

Biodata:

* Pendidikan
- SDN 61 Kota Timur Gorontalo
- SMPN 2 Gorontalo
- SMAN 1 Gorontalo

* Prestasi
- Masuk 12 Besar Cipta Lagu pada Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N)
- Juara IV Cipta Lagu pada FLS2N tahun 2011
- Ikuti Internasional Quayer dari Gorontalo Inovasi Grand Pix di Denpasar 2014

Like facebook.com/poskupang dan atau facebook.com/poskupang.online
Follow Twitter POS KUPANG  @poskupang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved