Renungan Ramadhan
Membentuk Karakter Muslim
Selain merupakan kewajiban, puasa banyak mengandung manfaat bagi umat muslim, baik secara psikis, psikologi, maupun secara rohani.
Oleh KH Cholil Nafis Ph D
DIWAJIBKAN puasa Ramadhan telah diketahui semua umat muslim karena puasa merupakan satu di antara rukun Islam. Selain merupakan kewajiban, puasa banyak mengandung manfaat bagi umat muslim, baik secara psikis, psikologi, maupun secara rohani.
Namun tujuan utama dari puasa adalah untuk menggapai takwa kepada Allah SWT. Takwa adalah pangkal pembentukan karakter seorang muslim sejati. Sebab, dengan takwa, yang tertanam dalam jiwa akan terpancar seluruh kebaikan.
Takwa adalah melaksanakan seluruh perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Jika seseorang telah meraih takwa, ia akan senantiasa berupaya untuk menggapai ridha Allah SWT.
Puasa adalah ibadah yang paling dominan dalam mendorong seseorang untuk mendapat gelar muttaqin (orang-orang yang bertakwa). Saat seseorang menjalankan ibada puasa, ia telah melatih fisik dan rohaninya untuk menjauhi sesuatu yang sebenarnya dihalalkan pada waktu di siang hari, semata-mata karena iman dan mengikuti perintah Allah SWT.
Dengan latihan berpuasa seorang muslim akan lebih mudah meninggalkan sesuatu yang memang sejak semula diharamkan demi dorongan iman dan Islam. Puasa juga latihan untuk menghadapi musuh yang muncul dalam diri sendiri.
Musuh paling besar dalam kehidupan umat manusia adalah godaan dan ancaman yang datang dari dalam dirinya sendiri. Manusia mempunyai sifat baik dan buruk yang selalu bertarung dalam dirinya. Jika manusia tidak mampu memerangi syahwat buruknya, maka akan terpuruk dan menjadi hina dina.
Jika mampu memenangkan ruh yang suci, maka manusia akan mencapai puncak kemuliaan. Manusia yang mempu memerangi musuh besar dalam dirinya akan lebih terlatih untuk menghadap serangan musuh dari luar dirinya.
Godaan syaitan, serangan kaum kuffar dan hasutan kaum munafik akan dengan mudah ditangkal jika ada kekebalan dan kekuatan yang telah tertanam dalam dirinya. Ibnu Katsir mengatakan dalam kitab tafsirnya, perintah puasa untuk menahan diri dari makan, minum, dan hubungan intim dengan suami atau istrinya, bertujuan membersihkan jiwa, raga dari sikap tercela guna mencapai akhlak mulia.
Menurut Sayyid Qutub, ibadah puasa dapat menjadi terapi untuk memotivasi hati dalam melaksanakan kewajiban guna menggapai ridha Allah SWT. Bukti puasa dapat menggapai kesucian jiwa dan sarana terbentuknya karakter muslim sejati, saat selesai puasa bulan Ramadhan dianjurkan untuk mengumandangkan takbir.
Hal ini untuk mensyukuri atas nikmat hidayah (petunjuk) yang telah Allah berikan kepada kaum muslim yang telah mampu melaksanakan ibadah puasa. Allah SWT berfirman, "Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan (takbir) Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (Al-Baqarah: 185).
Suara takbir adalah ungkapan kebahagiaan yang sekaligus adalah ucapan syukur kepada Allah SWT atas segalah petunjuknya dalam mengarungi kehidupan. Allah SWT telah mengkaruniakan iman, Islam, dan Ihsan sehingga terbentuk sebuah karakter pribadi muslim ideal.
Tak semua orang bisa mendapatkan hidayah-Nya. Sebab hidayah bukan semata-mata diperoleh melalui kecerdasan atau berdasarkan intelektualitas. Hidayah adalah karunia yang diberikannya kepada hamba yang dihendaki-Nya menjadi orang baik di dunia dan bahagia di akhirat.
Oleh karenanya, puasa yang telah disempurnakan bilangannya selama sebulan penuh harus disyukuri karena telah melatih untuk terbentuknya jati diri dan karakter manusia yang kokoh sesuai dengan petunjuk Allah SWT.
Mudah-mudahan umat muslim dapat menjalankan ibada puasa secara baik, sesuai syariah dan didorong oleh keimanan sehingga puasanya diterima Allah SWT dan menjadi amal baik untuk membentuk kepribadian utuh dan punya kepedulian sosial. Amin. (Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PB NU; Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia Pusat )