Kisruh di Universitas PGRI NTT
Rektor Univ PGRI dan Ketua YPLP Sudah Tersangka Tapi Mau Berdamai
Kasus saling lapor antara Rektor Universitas PGRI NTT, Semuel Haning dan Ketua YPLP PGRI NTT, Sulaiman Radja
Penulis: alwy | Editor: Alfred Dama
Laporan Wartawan Pos Kupang, Muhlis Al Alawi
POS KUPANG.COM, KUPANG -- Kasus saling lapor antara Rektor Universitas PGRI NTT, Semuel Haning dan Ketua YPLP PGRI NTT, Sulaiman Radja, tinggal tahap pengiriman berkas kepada jaksa penuntut umum Kejaksaan Tinggi NTT.
Berkas kasus itu belum dikirim karena pertimbangan keduanya mau berdamai untuk kepentingan ribuan mahasiswa yang mengenyam pendidikan di universitas tersebut.
Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda NTT, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Sam Kawengian, Senin (16/6/2014), mengatakan, agenda pengiriman berkas Semuel Haning dan Sulaiman Radja lantaran keduanya sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Penyidik yang menangani kasus ini sudah memberkas keduanya untuk dilimpahkan kepada jaksa penuntut umum Kejati NTT.
Sam menjelaskan, berkas kasus itu belum dikirim lantaran permintaan dari YPLP PT PGRI Pusat agar keberlangsungan perkuliahan di Universitas PGRI NTT terus berjalan.
Dikhawatirkan, lanjut Sam, bila kedua tersangka diproses lanjut hingga ditahan, maka kegiatan perkuliahan di Universitas PGRI NTT akan mandek.
Kondisi itu, kata Sam, berdampak terhadap sekitar 15 ribu mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Universitas PGRI NTT.
Dengan pertimbangan itu, demikian Sam, penyidik memberi kesempatan kepada kedua belah pihak untuk berdamai sehingga proses belajar dan mengajar di universitas itu berjalan normal.*