Kisruh di Universitas PGRI NTT
Rektor Versi YPLP PT PGRI NTT: Saya Datang Bawa Sukacita
Saya datang membawa suka cita dan kedamaian di Universitas PGRI NTT, bukan kekacauan," ujar Anton Kato dalam sambutan pelantikannya
Penulis: Apolonia M Dhiu | Editor: Alfred Dama
Laporan Wartawan Pos Kupang, Apolonia Dhiu
POS KUPANG.COM, KUPANG -- "Saya datang membawa suka cita dan kedamaian di Universitas PGRI NTT, bukan kekacauan," ujar Anton Kato dalam sambutan pelantikannya yang dihadiri para pengurus YPLP PT PGRI NTT, beberapa dosen tetap dan karyawan YPLP PT PGRI NTT, para alumnus, sebagian mahasiswa, staf dari Korem, Ketua Yayasan UKAW Kupang, Ketua PGRI Kabupaten Kupang dan undangan lainnya. Gubernur NTT dan Kopertis Wilayah VIII serta pengurus daerah PGRI NTT tidak hadir.
Sebelumnya Ketua Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) Perguruan Tinggi PGRI NTT, Drs. Sulaiman Radja, S.H, M.H, melantik Rektor Universitas PGRI NTT yang baru periode 2014-1018, Antonius Kato, S.H, M.H, di Hotel Sylvia Kupang, Jumat (13/6/2014)
Dalam pelantikan tersebut, rohaniawan Katolik, Rm. Yustino Raring, Pr, keluar ruangan pelantikan karna saat pengangkatan sumpah, Rektor Anton Kato, tidak memegang Kitab Suci dan mengangkat dua jari.
"Saya minta maaf atas kejadian pengangkatan sumpah tadi karena banyak pikiran di kepala ini sehingga tidak sempat meminta rektor mengambil sumpah sambil memegang Kitab Suci dan mengangkat tangan," kata Sulaiman Radja.
Anton Kato mengatakan, masyarakat NTT harus memahami bahwa dalam kurun waktu enam bulan, ada dinamika yang terjadi di Universitas PGRI NTT. Dan, lanjutnya, masyarakat NTT pasti bertanya saat ini ada dua rektor di Universitas PGRI NTT. Tetapi, itu hanya pendapat publik, karena dari YPLP PT PGRI NTT sejak tanggal 2 Januari 2014, Universtas PGRI NTT belum memiliki rektor yang sah.
Saat ini baru YPLP PT PGRI NTT melantik rektor yang baru. "YPLP PT PGRI NTT yang telah menghasilkan produk hukum tertinggi, yakni mendirikan Universitas PGRI NTT, mengangkat dosen dan pegawai tetap di lembaga ini. Bentuk pertanggungjawaban moral akademik adalah harus bersama bertanggung jawab terhadap keberlangsungan Universitas PGRI NTT demi mencerdaskan generasi muda NTT," ujar Anton.
Menurutnya, kekeluargaan, pertemanan dan persahabatan yang telah ditanam bersama serta lembaga Universitas PGRI NTT dibentuk jangan saling mencaci maki, menyindir, mencemooh dan mencibir.
Anton mengajak seluruh civitas akademika Universitas PGRI NTT untuk menghentikan semua pikiran negatif dan bangunlah pikiran posotif. "Hajatan saya ini harus saya pertaruhkan dengan kuasa Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga Tuhan menyertai saya, Ketua Yayasan, seluruh pengurus yayasan, pengurus PGRI Pusat dan bersama membangun PGRI NTT," ujarnya.
Anton menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas dinamika saat ini. Semua civitas akademika Universitas PGRI NTT, kata Anton, tidak ada persoalan yang secara batin saling memecahkan, baik antara sesama mahsiswa, pimpinan dan dosen maupun pegawai.
Anton menyampaikan bahwa Dirjen Dikti mengatakan Universitas PGRI NTT sedang sakit, karena belum memiliki sistem model menajerial terutama tenaga. Perbandingan antara dosen dan mahasiswa yang belum memadai, persediaan sarana-prasarana dan kualifikasi tenaga pendidik.
Ke depan, tegas Anton, rektor akan menetapkan standar norma akademik dan standar norma non akademik supaya semua sistem berjalan sesuai aturan. Ia tidak khawatir terhadap kondisi di kampus karena semua yang ada di kampus adalah saudara dan keluarga.
Ketua YPLP PT PGRI NTT, Drs. Sulaiman Radja, S.H, M.H, menyatakan bangga berlangsungnya pelantikan, walau ada pro dan kontra, senang atau tidak senang dan dukung atau tidak mendukung.
Ia mengatakan, semua dinamika yang terjadi di Universitas PGRI NTT, tidak boleh mengorbankan masyarakat. Sebab, lanjut Radja, belasan ribu mahasiswa akan menjadi korban jika YPLP PT PGRI NTT tidak melantik rektor.
Terkait sudah ada rektor PGRI NTT yang dilantik oleh Pengurus Besar PGRI Pusat dan YPLP PGRI Pusat, Radja mengatakan, semua itu melanggar aturan. Sebab, Samuel Haning sudah dipecat oleh YPLP PT PGRI NTT dan posisinya saat ini tidak sah. Radja berharap rektor yang baru bisa menegakkan aturan dan membawa Universitas PGRI NTT ke arah yang lebih baik.*