Calon Presiden 2014

Luhut: Saya Sudah 6 Tahun Kenal Jokowi

Saya tahu banyak tentang Prabowo, sebab saat saya Mayor dia bawahan saya, ketika itu pangkatnya masih kapten

Editor: Benny Dasman
POS KUPANG/JULIANUS AKOIT
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, memakai topi Ti i Langga (topi khas milik Suku Rote) dan memegang cenderamata berupa ukiran patung seekor sapi Timor jantan. 

POS KUPANG.COM, JAKARTA--Disinggung mengenai alasan tidak mendukung Prabowo, teman satu korsa, sama-sama prajurit Komando Pasukan Khusus TNI AD, Luhut Pandjaitan menjawab diplomatis. "Saya tahu banyak tentang Prabowo, sebab saat saya Mayor dia bawahan saya, ketika itu pangkatnya masih kapten. Tapi tidak etis saya buka, silakan saja baca buku karangan Sintong Panjaitan," katanya.

Adapun mengenai calon presiden Joko Widodo, menurut dia, mereka sudah saling kenal sejak 6 tahun silam. Ketika itu, Jokowi masih menjabat Wali Kota Solo, sedangkan Luhut seorang pengusaha, pemilik Toba Sejahtera. Salah satu bidang usahanya adalah hak penguasaan hutan jati. Kala itu, ia menugasi Direktur Utama Bambang Priambodo untuk mencarikan pengusaha funitur yang bersedia menampung kayu produksi PT Toba Sejahtera agar tidak dijual dalam kayu gelondongan, bahan mentah, melainkan dalam rupa produk jadi.
Oleh Bambang, Luhut ditawari seorang pengusaha furnitur di Solo, yakni Jokowi selaku pemilik PT Rakabu.

Di antara keduanya cepat terjalin kesepakatan, sehingga berlanjut pada kerja sama patungan mendirikan perusahaan PT Rakabu Sejahtera. "Jadi saya sudah enam tahun mengenal pak Jokowi. Dan sejak mengenal itu, saya semakin tahu, orang ini jujur, dan sederhana. Dia orang hebat, bisa dilihat sejak dari Wali Kota hingga Gubernur," kata Luhut.

Jokowi menurutnya bukan tipe seorang yang yang mudah didikte. "Jokowi kalau dianggap capres boneka, itu tidak betul. Dia cerdas, jangan underestimate, dia tegas, walaupun dengan santun. Bagaimana dia bisa bekerja sama dengan Rudi (FX Hadi Rudiatmo) waktu wali kota di Solo, dan Ahok yang duanya sama-sama keras, tapi bisa bekerja sama," katanya.

Menurut Luhut, munculnya nama Jokowi menjadi calon gubernur DKI maupun sebagai calon presiden, semuanya terjadi secara alami. Menjelang pemilihan Gubernur DKI tahun 2012, Luhut ditelepon pengusaha Sofjan Wanandi. Luhut diajak bertukar pikiran mengenai kemungkinan mendorong Jokowi maju sebagai calon gubernur DKI. Pada waktu yang berdekatan, Jokowi menelepon Luhut untuk curhat tentang peluangnya maju sebagai calon gubernur DKI.

Berikutnya, Luhut dan beberapa tokoh menilai, sudah saatnya politik transaksional disudahi lewat momentum Pemilu 2014. Mereka pun menilai Jokowi adalah orang yang tepat untuk membawa perubahan itu. "Saya dan orang-orang seangkatan saya yang masih punya idealisme merasa sudah saatnya politik transaksional diakhiri," katanya. 

Jokowi juga mengakui kedekatannya dengan Luhut. Ia bahkan mengaku banyak mendapatkan dukungan dari Luhut Panjaitan. "Sejak awal Pak Luhut banyak membantu kami, dalam mengorganisasi relawan dan organisasi tim, sebelum tim ini terbentuk. Dari awal, sejak deklarasi," ujar Jokowi seusai menghadiri Rakornas V Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)  di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (21/5/2014).

Jokowi juga mengatakan Luhut selalu memberikan dukungan kepadanya. Bahkan, Luhut pernah menyampaikan prediksi bahwa dirinya dan Jusuf Kalla memiliki kans besar untuk menang Pilpres.  (tribun/amb/yog/nic)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved