Terpaksa Melayani Hidung Belang untuk Biaya Studi
Ike (21 tahun, nama samaran), seorang oknum mahasiswi yang mengaku duduk di semester V sebuah perguruan tinggi
POS KUPANG.COM, KUPANG -- Ike (21 tahun, nama samaran), seorang oknum mahasiswi yang mengaku duduk di semester V sebuah perguruan tinggi di Kota Kupang, dan Lisa (22, nama samaran) mahasiswi jurusan ilmu sosial pada sebuah perguruan tinggi di Kota Kupang, ketika diwawancari Pos Kupang, Jumat (23/8/2013), di salah satu tempat di Kota Kupang berterus terang mengaku mereka berprofesi ganda.
"Ya... mau bagaimana lagi. Kami berdua terpaksa melakukan gituan untuk membantu membiayai studi di perguruan tinggi," tutur Ike yang tinggal di sebuah rumah kos di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
"Saya sudah dua tahun kuliah di Kupang. Beberapa teman oknum mahasiswi saya juga bisa 'dipakai' melayani tamu," ungkap Ike.
Gadis berkulit kuning langsat ini secara gamblang mengaku jika dirinya mengenakan tarif hingga Rp 1 juta untuk berkencan. "Tapi kalau diajak bermalam biasanya tamu memberikan uang hingga Rp 2 juta. Biasanya, kami booking (pesan) hotel bintang di Kota Kupang dengan membayar tarif hotel di atas Rp 500 ribu/malam," tutur Ike berterus terang. Ike mengaku tidak sembarangan menerima pesanan tamu. Ia hanya mau menerima tamu 'berkelas'.
Sementara Lisa, mahasiswi semester VII, mengaku jika melayani tamu (short time) biasanya menetapkan bayaran Rp 500 ribu. "Kalau bermalam di hotel biasanya tamu memberikan uang Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. Jika pelayanan memuaskan dengan memberikan layanan plus, maka tamu biasanya memberikan lagi tambahan tip," aku Lisa dan Ike.
Ike dan Lisa mengaku umumnya tamu yang mereka layani tidak suka menggunakan kondom. "Ini risiko pekerjaan. Kita tidak bisa menolak ketika tamu tak mau pakai kondom karena mereka bayar cukup mahal. Tapi kita minum pil anti hamil," aku dua oknum mahasiswi ini.(fen)