Margareta Febriana Rene, Puisi itu Musik Tak Bersuara
Berparas rupawan dan juga menyukai dunia sastra itulah gambaran Margareta Febriana Rene. Bagi gadis yang kini mahsiswa STKIP St. Paulus Ruteng
Kepada Pos Kupang, gadis murah senyum ini kelahiran Ruteng 22 Februari 1993 ini mengatakan. Sejak lama ia memang suka menyukai puisi. Ada hal yang terus mengganggu lamunannya untuk terus menerjemahkan imajinasi yang didapat dalam alam pikirnya.
"Saya menyukai sastra yakni selain sebagai hoby, bagi saya sastra adalah ungkapan semua asa dan mimpi-mimpi saya yang terpendam, khususnya puisi," jelasnya saat dihubungi Pos Kupang, Jumat (8/2/2013).
Gadis manis ini juga menganggap puisi adalah musik yang tak bersuara. Namun ada sejuta makna dalam kata-kata dalam tiap kalimat pusi. "Puisi adalah musik yang tak bersuara bagi saya namun selalu memberi saya sejuta makna hidup dan kepuasan asa dari dalam diri saya. Puisipun menjadi sebuah sahabat pengungkap segala isi hati dan keinginan yang tak bisa saya ungkapkan oleh diri saya sendiri," ungkapnya.
Pemilik rambut hitam lurus panjang melewati bahu ini sudah menyukai puisi sejak duduk di bangku SD. Saat itu, ia sering tampil untuk membawakan puisi hampir di setiap kesempatan. Dan, sejak itu ia terus aktif berkaya dalam dunia sastra. "Sajak SD sudah sering ikut lomba baca puisi, sampai SMP juga sering lomba dan juga sering baca puisi di salah satu radio siaran," jelasnya.
Bagianya dunia sastra merupakan harapan untuk menjadi lebih baik dan ia bercita-cita ingin menjadi seorang guru sastra. Bahkan ada keinginannya untuk menjadi seorang penulis puisi yang bisa menghasilkan karya-karya besar atau menjadi penyair yang dikenal luas.
"Saya juga suka berteather. Dulu waktu SMA saya perna mengikuti teater dan kita mndaptkan juara 1. Sejak itu keinginan saya untuk menjadi pnyair semkin besar," jelasnya. Semoga sukses ya... (alf)