Breaking News

Laporan Obby Lewanmeru

Warga Tetebudale Bisnis Mentimun

KUPANG, POS KUPANG.Com --- Warga Dusun Tetebudale, Desa Pukdale, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, menekuni bisnis mentimun yang dihasilkan sendiri.

KUPANG, POS KUPANG.Com --- Warga Dusun Tetebudale, Desa Pukdale, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, menekuni bisnis mentimun yang dihasilkan sendiri.

Pantauan Pos Kupang, Sabtu (22/5/2010), di Dusun Tetebudale terdapat hamparan lahan pertanian sawah yang cukup luas, yang dimanfaatkan warga untuk menanam mentimun. Tanaman ini dibudidayakan pasca panen padi sawah. Tampak sebagian padi sudah dipanen sehingga mulai dibersihkan jeraminya, sedangkan di pematang lainnya terlihat telah ditanami bibit mentimun yang tampaknya sangat subur menghijau. Diperkirakan  baru berumur  sebulan.

Man Fanggidae, salah satu petani mentimun di Dusun Tetebudale yang ditemui Pos Kupang di dusun setempat, menjelaskan, saat ini dirinya dan teman-teman petani lain di dusun itu masih menanam mentimun dengan memanfaatkan sisa air di sawah.

"Biasanya kalau lahan sawah yang baru habis dipanen padinya, langsung kami olah lagi untuk tanam sayuran termasuk mentimun. Mentimun dari wilayah ini cukup diminati semua kalangan," kata Fanggidae.

Ditambahkannya, umur panen komoditi ini idealnya 42 hari.
Sedangkan, harga mentimun di pasar saat ini Rp 1.000/buah. Tetapi kalau sudah mulai memasuki musim panen mentimu, harga harga mentimun mulai menurun, biasanya dijual 2 - buah Rp 1.000.

Disinggung tentang bibit mentimun, Fanggidae mengakui, bibit dibeli dari toko di Kupang, setiap musim tanam tiba. Karena kebanyakan hasil mentimun dipanen mudah untuk dijual ke pasar, sehingga tidak ada buah mentimun yang sampai matang atau tua untuk dijadikan bibit.

Sedangkan pemasaran mentimun, Fanggidae menyebutkan,  selama ini mereka menjual ke Pasar Oesao dan pasar-pasar di Kota Kupang. "Tapi kami lebih banyak jual kepada para pedagang di Oesao, kemudian mereka yang menjual lagi ke sejumlah pasar di Kota Kupang," katanya.

Frengki, petani lainnya menjelaskan, selama beberapa tahun terakhir, warga setempat selalu mendapat hasil dengan menanam mentimun. "Kami tanam mentimun setelah panen padi sawah selesai. Hasil mentimun yang kami tanam selama ini  cukup bagus, karena itu setiap tahun tetap kami jalankan usaha ini sepanjang musim kemarau," ujar Frengki.

Kol Diserang Hama
Sementara itu, petani setempat juga mengeluhkan hama yang menyerang tanama kol. Tanaman ini selalu ditanam para petani setempat, tetapi lebih banyak gagal karena terserang hama/penyakit.

Man Fanggidae dan Frengki yang ditemui terpisah menjelaskan, budidaya kol di wilayah itu memang cukup baik, namun yang selalu membuat mereka malas, tanaman tersebut mudah diserang hama.

"Ada sejenis hama yang merusak daun kol sehingga berlubang- lubang, bahkan merusak semua bagian kol. Kami sudah lakukan pengendalian, tapi tidak bisa diatasi, " kata Fanggidae.

Menurut Fanggidae, meskipun kol mudah terserang penyakit, namun mereka terus menanamnya karena harga kol sangat bagus. Untuk itu, para petani setempat mengendalikan hama itu dengan pestisida. Tetapi pestisida juga terbukti tidak mampu mengatasi hama tanaman kol itu, sehingga para petani pasrah menerimanya. (yel)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved