Laporan Obby Lewanmeru

Warga Oelomin Kembangkan Anakan Cendana

KUPANG, POS-KUPANG.Com -- Warga Desa Oelomin, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang, kini menekuni usaha membudidayakan anakan cendana. Pengembangan anakan tanaman itu untuk dijual kepada pihak yang membutuhkan. Anakan cendana itu, didatangkan dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).


Ditemui Pos Kupang, Senin (22/3/2010), Tinus Ola, salah seorang warga Oelomin, mengatakan, usaha pengembangan tanaman itu sudah digeluti sejak tahun 2002 silam.

Benih berupa biji cendana dibeli dari petani di SoE, kemudian disemaikan di Oelomin untuk selanjutnya dijual. "Saya dengan kakak yang mengembangkan usaha ini. Kami siapkan bibit cendana lalu dijual," ujarnya.

Dia menjelaskan, saat memulai usaha itu, mereka membeli biiji cendana di TTS dengan harga Rp 150.000,00/kg. Namun saat ni, harga benih itu sudah melonjak mencapai Rp 400.000,00/kg.

Tentang banyaknya anakan yang dikembangkan, dia mengatakan, dalam satu kilogram biji cendana, bisa menghasilkan 1.000 anakan. Tapi kalau ada yang mati, berarti masih sekitar 800 hingga 900 anakan.

"Biasanya, satu kilogram biji cendana itu kami semaikan dan kalau tumbuh bagus, akan menghasilkan 1.000 anakan. Tapi kalau ada yang mati, karena biji kurang bermutu, biasanya yang hidup sekitar 800 sampai 900 anakan," tuturnya.

Ditanyai harga satu anakan cendana di setiap polibag, Ola menyebutkan antara Rp 10.000,00 hingga Rp 15.000,00/polibag. Harga ini relatif murah dan dapat dijangkau oleh semua kalangan.

Selama ini, lanjut dia, pembelian anakan cendana itu selain dari masyarakat, juga dari pemeritah daerah melalui proyek pengadaan bibit anakan cendana. 

"Tahun lalu ada yang beli sampai 1.000 anakan. Sedangkan Pemerintah Propinsi NTT tahun 2008 beli sebanyak 5.000 anakan. Tanaman ini juga dibeli untuk dibawa ke luar NTT. bahkan pihak Undana dan LIPI juga beli dari kami," jelasnya.

Menurut Ola, usaha budidaya tanaman itu membutuhkan ketekunan dan ketabahan. Pasalnya, jika tidak dirawat dengan baik,  maka tanaman itu akan mati.

Soal bibit cendana yang pas ditanam, ia mengatakan, umur idealnya terhitung mulai dari pemindahan dari persemaian ke polibag, membutuhkan waktu lima hingga enam bulan.

"Umur ideal anakan di polibag saat kami jual, rata-rata lima bulan sampai  enam bulan. Tahun lalu banyak permintaan, tapi ia belum tahu permintaan tahun ini. Mudah-mudahan lebih baik lagi," ujar Ola.

Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, ketika menggelar rakor dengan para bupati/walikota se-NTT di Aula Utama El Tari, Jumat (19/3/2010), menyebutkan, pemerintah akan memfokuskan pengembangan tanaman cendana di NTT.

"Pemerintah akan kembangkan tanaman cendana ini pada tujuh kabupaten sebagai kabupaten perrintis. Tujuh kabupaten  itu, yakni Kupang, TTS (Timor Tengah Selatan), TTU (Timor Tengah Utara), Belu, Sumba Timur, Flores Timur dan Kabupaten Alor," ujar Lebu Raya.

Dia menjelaskan, target pengembangan tanaman ini  126 hektar (ha) per tahun dengan rincian setiap desa mengusahakan 25 ha. Upaya ini sebagai wujud keseriusan pemerintah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membudidayakan cendana. (editor kro)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved