Laporan Obby Lewanmeru

Kurangi Budaya Konsumtif

KUPANG, POS-KUPANG.Com -- Warga Desa Merbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, diminta mengurangi budaya konsumtif. Kebiasaan itu sebaiknya diganti dengan hal positip seperti gemar menabung.

Deputi Pemimpin Bank Indonesia (BI) Kupang, Ocky Ganesia menyampaikan hal itu saat sosialisasi Produk Tabunganku kepada anggota klaster penggemukan sapi di Desa Merbaun.

Hadir pada kesempatan itu, sekitar 70 anggota klaster penggemukan sapi dan Kepala Desa Merbaun, Arnolus Naisanu.  Hadir pula Analis Senior BI Kupang, Jacob D Amaral, serta Pemimpin Bank NTT Cabang Pembantu (Capem) Baun, Soni Pellokila.

Menurut Ocky, sosialisasi program Tabunganku yang disampaikan kepada masyarakat itu, bertujuan menumbuhkan kembali budaya menabung masyarakat yang  terkikis oleh perilaku konsumtif.

Bila masyarakat gemar menabung, lanjut Ocky, maka hal itu nantinya berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat.

"Dengan menabung, kita dapat mengurangi budaya konsumtif yang kurang berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," tandas Ocky.

Dia menjelaskan, sosialisasi tentang Tabunganku, adalah upaya memberikan pemahaman tentang perlunya menabung bagi anggota klaster penggemukan sapi. Lebih dari itu, mendorong para petani ternak itu agar cepat menjadi nasabah produk TabunganKu.

Menurut Ocky, jika masyarakat telah menjadi nasabah bank, maka tidak tertutup kemungkinan ada jenis tabungan lain, yang akan memudahkan masyarakat mendapatkan akses kredit perbankan.

Kepada masyarakat di Desa Merbaun saat itu, Ocky juga menyampaikan beberapa hal penting yang patut diketahui masyarakat terkait eksistensi perbankan.

Khusus tentang produk Tabunganku,  Ocky membeberkan soal persyaratan membuka rekening bank, setoran awal, saldo minimum rekening, jumlah penarikan minimum di konter, dan tingkat suku bunga.

"Kami juga berharap masyarakat dapat mengelola ekonomi rumah tangga sebaik mungkin. Pada prinsipnya, pengelolaan ekonomi rumah tangga, adalah keseimbangan antara pendapatan dengan pengeluaran," ujarnya.

Dikatakannya, setiap rumah tangga seyogianya menanamkan tradisi menabung dalam keluarga. Tabungan itu hendaknya dilakukan secara berkala, dan tidak tepat jika menabung itu baru dilakukan menunggu sisa pendapatan setelah dikurangi berbagai pengeluaran.

"Kalau pola tabungan seperti ini, yakni menyimpan uang setelah mendapatkan sisa dari berbagai pengeluaran, maka itu tidak tepat. Karena dikhawatirkan tidak akan ada sisa uang yang didapat untuk ditabung. Jadi, kelolalah uang sebaik mungkin agar ada sebagian uang yang ditabung di bank," sarannya.

Untuk diketahui, di NTT jumlah bank umum yang menyelenggarakan produk tabunganKu ada 13 bank dan 7 Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Artinya masyarakat boleh membuka produk TabunganKu di kantor-kantor bank mana saja di seluruh NTT. Saat ini, jumlah semua kantor bank yang ada di daerah ini sebanyak 200 unit. (editor kro)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved