Laporan Obby Lewanmeru
Bulog Salurkan 42 Ton Beras
KUPANG, POS-KUPANG.Com -- Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama Pemerintah Propinsi NTT menggelar operasi pasar (OP), Selasa (26/1/2010). Dalam OP tersebut, disalurkan 42 ton beras pada sejumlah tempat, baik pasar maupun pemukiman penduduk.
Pantauan Pos Kupang siang kemarin, ikut dalam OP beras tersebut, Kepala Seksi Humas Bulog Divre NTT, Marselina B Radja-Rihi, Kepala Seksi Harga Dasar, Jaka Santosa, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindag NTT, Simon Tokan, Kepala Seksi Bina Pasar dan Distribusi, Ingrith Hawula bersama sejumlah staf.
OP dilakukan pada beberapa pasar dalam Kota Kupang. Kuota OP beras itu, masing-masing, di Pasar Oeba 18 ton, Pasar Kasih Naikoten I, 4,5 ton, Pasar Inpres Oebobo 4,5 ton, dan Pasar Kuanino, 5 ton.
Sedangkan di pemukiman penduduk, OP dilaksanakan di Kelurahan Alak, Kelurahan Batuplat, Oesapa, BTN Kolhua, dan Kampung Meleset di Kelurahan Namosain. Volume beras yang digelontorkan untuk kegiatan ini sebanyak 10 ton.
Kepala Bulog Divre NTT, Marwan Lintang, mengatakan, kebijakan menggelar OP tersebut, merupakan keputusan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya. Tujuanya, membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan warga, terutama pada masa paceklik saat ini.
"Kalau kita lihat, harga beras di pasar cukup tinggi. Dengan OP beras ini, pemerintah sudah menurunkan harga Rp 500," kata Marwan.
Dikatakannya, harga termurah beras saat ini di pasaran, adalah Rp 6.300,00/kg. Dengan demikian, maka OP beras ini setidaknya akan membuat harga beras menurun. Hanya dikhawatirkan, konsumen berlomba-lomba membeli beras murah tersebut.
Namun, lanjut dia, untuk mengantisipasi kondisi tersebut, Bulog Divre NTT sudah menyiapkan sekitar 20.000 ton beras yang dipasok dari Banyuwangi-Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
Marwan menjelaskan, OP yang dilakukan saat ini, direncanakan berlangsung tanpa batas waktu. OP dilakukan sampai harga beras benar-benar turun dari kondisi saat ini.
"Kami akan cek lagi informasi pasar, sejauh mana langkah ini menurunkan harga jual beras. Kami prediksi, OP ini bisa goyang harga di pasar, sehingga harga beras di pasar, minimal bisa Rp 100,00/kg," katanya.
Tentang kemungkinan ada yang menjual beras OP di atas harga yang ditetapkan, ia mengatakan, pedagang beras tentu akan memperhitungkan. Sebab jika dijual dengan harga yang lebih mahal dari patokan pemerintah, maka beras itu tentu tidak laris. "Kami terus memberikan informasi kepada masyarakat soal bahwa harga beras OP ini dibawah Rp 6.000,00,/kg. OP ini juga dilakukan di daerah-daerah di propinsi ini," ujarnya. (*)
Tekan Harga Beras
KEPALA Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindag NTT, Simon Tokan, mengatakan, OP tersebut bertujuan menekan harga beras, agar lebih murah bila dibandingan dengan harga beras yang terjadi beberapa hari sebelum OP.
Menurut Tokan, melihat perkembangan kenaikan harga beras selama beberapa pekan terakhir, pemerintah akhirnya mengambil keputusan melakukan OP. "Kami sudah surati semua daerah agar segera lakukan OP. Dengan OP bisa menstabilkan harga beras di pasaran," tandas Tokan.
Menurut Tokan, dengan OP tersebut, pemerintah yakin harga beras akan kembali stabil. Sebab, masyarakat tentu akan mencari beras yang lebih murah, apalagi beras yang disalurkan ini tidak berbeda jauh mutunya dengan beras lain. (*)