Breaking News

Laporan Obby Lewanmeru

NTT Butuh Kapal Berkapasitas 2000 GRT

KUPANG, POS-KUPANG.Com -- Untuk lima tahun ke depan, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) harus memiliki kapal feri yang berkapasitas 2.000 gross register tonnage (GRT) atau tonase bobot mati dengan kecepatan mencapai 15 knot/jam. Dengan begitu, saat musim hujan pun kapal feri bisa berlayar di wilayah ini.

Hal itu disampaikan Pemimpin PT Indonesia Ferry (Persero) Cabang Kupang, Poltak Nc L Gaol, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (7/1/2010). Menurut Gaol, sudah saatnya NTT dilayani oleh kapal feri besar. Kapal yang berkapasitas 2000 GRT dengan speed service 15 knot/jam.
"Kapal feri yang beroperasi selama ini punya kapasitas dibawah 1000 GRT, sehingga tidak mendukung pelayaran pada lintasan di NTT. Apalagi pada musim barat dimana gelombang laut mencapai  4 meter," ujar Gaol.
Didampingi Manager Operasi, Arnoldus Yansen, dia menjelaskan, selama ini kapal feri yang beroperasi di NTT berbobot 600 GRT. Kecepatan kapal itu 8 knot/jam. Makanya pada musim barat, armada-armada tersebut sulit berlayar dan sudah pasti tidak beroperasi.
"Kalau musim barat atau saat cuaca buruk dimana gelombang laut tinggi, kapal-kapal ini otomatis  tidak bisa beroperasi. Soalnya, draf kapal itu kecil. Sebagai contoh, dalam tahun 2009 sampai awal 2010 ini, kapal-kapal itu sudah lebih dari dua kali istirahat karena gelombang laut yang tinggi," jelasnya.
Gaol menyebutkan, draft kapal feri di NTT hanya sekitar 2,2 meter. Sementara tinggi gelombang di perairan ini, antara 3,0- 4,0 meter, bahkan lebih. Itu artinya, kalau kapal tidak bisa berlayar karena gelombang terlalu besar. Agar kondisi ini tidak terulang dari tahun ke tahun, maka saatnya NTT dilayani oleh kapal berbobot besar, 2000 GRT.
"Kami sudah dengar keluhan masyarakat yang baru-baru ini tiba dari Larantukan (Flores Timur) yang menggunakan KMP Ile Ape. Pelayaran yang seharusnya hanya 14 jam, molor hingga 22 jam karena cuaca sangat buruk," ujarnya.
Mengenai kebutuhan masyarakat NTT atas jasa pelayaran di daerah ini, dia mengungkatkan, masyarakat NTT sudah menyatu dengan kapal feri. bahkan animo masyarakat menggunakan jasa penyeberangan ini selalu meningkat dari tahu ke tahun.  "Rata- rata ada peningkatan penumpang antara 7 - 10 persen setiap tahun," ujarnya. 
Disinggung tentang rencana penambahan armada, Gaol menyebutkan, dalam tahun ini, ada penambahan satu kapal feri, yakni KMP Ile Boleng. Kapal ini nantinya melayani rute Kupang-Lembata. "Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah. Paling lambat akhir Januari ini kapal tersebut bisa beroperasi," katanya. 
Untuk diketahui, saat ini PT Indonesia Ferry (Persero) Cabang Kupang, mengoperasikan tujuh armada, masing-masing KMP Ile Ape, KMP Ile Mandiri, KMP Cucut, KMP Uma Kalada, KMP Balibo, KMP Rokatenda dan KMP Namparnos yang melayani rute Lembata, Kalabahi, Baranusa (Kabupaten Alor. (*) 

Pelayaran ke Aimere, Batal

MANAGER
Operasi PT Indonesia Ferry, Arnoldus Yansen, mengatakan, pelayaran yang lumpuh selama dua hari terakhir, kini sudah normal kembali. Sesuai jadwal pelayaran, pada Kamis (7/1/2010) ada kapal ke Aimere. Namun dibatalkan karena cuaca kurang bersahabat.
"Sebenarnya kami layani lintasan Kupang-Aimere dengan KMP Balibo. Tapi karena pertimbangan cuaca dan juga keselamatan, maka kami batalkan pelayaran itu dan dialihkan ke Larantuka," tutur Yansen.
Dia menjelaskan, untuk sementara waktu, beberapa lintasan belum bisa dilayani, karena gelombang laut yang masih mencapai 2,5- 3 meter. Tinggi gelombang itu terjadi di Laut Timor dan Selat Rote. Khusus penyeberangan ke Rote,  sudah bisa dilayani tetapi harus dengan perlakukan jadwal khusus.
"Untuk ke Rote, kapal harus diberangkatkan saat subuh, sehingga bisa lolos sampai ke Rote. Jadwal pelayaran harus dimajukan karena gelombang di Selat Rote cukup tinggi pada waktu-waktu tertentu. Karena itu setiap pelayaran ke Rote untuk saat ini, kapal diberangkatkan lebih awal," ujar Yansen.
Dia menambahkan, Selat Rote itu miliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan laut-laut di daerah lain dalam wilayah pelayanan ASDP.  "Khusus selat Rote, punya keunikan sendiri. Kalau terlambat memberangkatkan kapal maka sulit lolos ke Rote. Tapi kalau saat subuh kapal sudah diberangkatkan, maka bisa dipastikan kapal akan sampai di Rote," ujar Yansen.
Tentang armada yang kini mulai beroperasi, dia menambahkan, ada dua armada yang mulai beroperasi, yakni KMP Cucut dengan lintasan Kupang-Rote, dan KMP Balibo dengan lintasan Kupang-Larantuka.  (*)

Perkembangan Penumpang Kapal Feri

Tahun            Jumlah Penumpang (orang)

2004                331,839
2005                418,711
2006                263,979
2007                279,142
2008                293,791
2009                329,782
Sumber : PT Indonesia Ferry (Persero) Cabang Kupang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved