Laporan Obby Lewanmeru
Harga Minyak Lampaui HET
KUPANG, POS-KUPANG.Com -- Harga minyak tanah di Kota Kupang selama ini telah melampaui harga eceran tertinggi (HET). HET Rp 3.000,00/liter, sedangkan di pasaran berkisar antara Rp 4.000,00 - Rp 5.000,00/liter. Harga itu diberlakukan sesuka hati oleh pengecer.
Dari pantauan Pos Kupang di sejumlah lokasi penjualan minyak tanah, Rabu dan Kamis (30 -31/12/2009), harga minyak tanah melambung dari harga normal. Dan, semua pengecer memberlakukan harga tersebut.
Mereka menjual dengan menggunakan jerigen bekas minyak goreng bimoli ukuran 5 liter. Minyak tanah yang diisi pada jerigen tersebut dijual dengan harga mencapai Rp 25.000,00/jerigen.
Pada hari Minggu (3/1/2010), harga minyak tanah eceran itu kembali seperti biasa, yakni Rp 20.000,00/5 liter. Harga tersebut masih di atas plafon harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, Rp 3.000,00/liter.
Di Kelurahan Manulai II dan Batuplat, Kota Kupang, misalnya, minyak tanah dijual rata-rata Rp 4.000,00/liter. Kecuali dibeli langsung dari pangkalan yang harganya standar, yaitu Rp 3.000,00/liter.
Meski harganya seperti itu, masyarakat tetap membelinya. Ini terjadi karena minyak tanah sangat dibutuhkan.
"Kami minta pemerintah menertibkan harga minyak tanah khususnya di pengecer. Sebab harga minyak tanah ini tidak sesuai lagi dengan ketentuan," ujar Dominggus dibenarkan Marten, dua warga Manulai II.
Baik Dominggus maupun Marten mengharapkan agar harga minyak tanah itu kembali seperti yang ditetapkan pemerintah. Untuk itu, penertiban pengecer perlu dilakukan agar minyak tanah itu selalu tersedia di tingkat pangkalan.
Sejumlah warga di Kelurahan Oesapa Barat, Kota Kupang, juga mengharapkan hal yang sama. Mereka meminta agar harga minyak tanah yang saat ini berkisar antara Rp 4.000,00 hingga Rp 5.000,00/liter, kembali pada harga Rp 3.000,00/liter.
Sementara itu, salah seorang warga dari Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Markus Tasae, mengatakan, harga minyak tanah di kecamatan itu antara Rp 5.000,00 - Rp 6.000,00/liter.
"Di Amarasi Barat kami susah dapatkan minyak tanah dibandingkan dengan bensin. Harganya juga beda. Minyak tanah Rp 6.000,00/liter, sedangkan bensin Rp 5.000,00/liter. Tapi karena dibutuhkan, ya terpaksa harus beli," ujar Tasae. (*)