Laporan Obby Lewanmeru

Waspadai Hujan dan Petir

KUPANG, POS-KUPANG.Com -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT) agar mewaspadai potensi hujan ringan hingga sedang yang disertai petir dan angin. Meski cuaca ini dengan durasi singkat, tapi berpeluang terjadi di seluruh wilayah NTT.

Hal itu disampaikan Kepala Stasiun Meteorologi Klas II El Tari Kupang, Syapi'i, S.Si, melalui petugas perkiraan, Moh Syaeful Hadi, S.P, ketika dikonfirmasi Pos Kupang, Minggu (27/12/2009).
Menurut Hadi, masyarakat perlu mewaspadai kondisi cuaca yang berubah-ubah, terutama soal hujan disertai petir dan angin. "Sekarang ini sedang terjadi tekanan rendah dibagian selatan Papua dan dampaknya sampai ke NTT. Yang paling terasa nanti adalah angin, akibat adanya pembelokan arah angin dari selatan Papua," kata Hadi.
Dia menjelaskan, angin yang akan terjadi memang singkat tapi perlu diwaspadai, karena terjadi bersamaan dengan hujan dan petir. Hujan ringan hingga sedang disertai petir berpeluang terjadi siang maupun malam hari.
Kecepatan angin, katanya, rata-rata antara 10 -25 km/jam dengan suhu maksimum mencapai 34 derajat celcius. Sedangkan kelembaban udara saat ini cukup tinggi, berkisar antara 60 persen hingga 95 persen.
"Ini salah satu dampak dari pembelokan angin dari Selatan Papua. Dampak ini bisa terjadi secara bersamaan pada beberapa wilayah NTT. Kalau hujan ringan terus berlanjut, hal itu akan berpotensi terjadinya longsor dan banjir," katanya
Mengenai kondisi angin, Hadi mengakui, angin kencang itu memang ada. Angin kencang itu terjadi akibat adanya awan columunimbus. 
Sedangkan peluang petir terjadi dengan frekwensi terbanyak pada malam hari. Petir itu selalu disertai hujan ringan dengan durasi yang singkat. Hujan disertai petir ini bisa menimbulkan dampak serius, sehingga masyarakat harus mewaspadainya.  "Kami juga terus memantau pergerakan angin atau pembelokan angin dari Selatan Papua yang nantinya melewati wilayah NTT," ujarnya. (*)

Laurence Sudah Jauh

BADAI Laurence yang sempat melanda NTT beberapa hari lalu, kini sudah menjauh. Badai ini sekarang tidak ada lagi di NTT.
"Akhir-akhir ini badai itu sudah tidak ada lagi di NTT. Pergerakannya perlahan menjauhi NTT dan akhirnya menghilang. Badai ini sempat berdampak pada tinggi gelombang dan hujan yang terjadi di NTT," kata Hadi.
Dikatakannya, berdasarkan hasil pantauan satelit, badai laurence itu sudah bergeser sejak Selasa (22/12/2009). Arah pergerakannya ke bagian tenggara dan akhirnya ke arah daratan utara Australia.
 "Memang siklon tropis laurence itu bergeser secara perlahan ke arah daratan bagian utara Australia. Dampakanya cukup dirasakan baik gelombang laut, angin maupun hujan ringan sampai sedang," papar Hadi.
Dia menjelaskan, posisi badai laurence mulai bergerak menjauh dan trendnya  penurunan. Posisi tropical low (ex-tropical cyclone laurence) memuncak pada Rabu (23/12/2009) dan akhirnya menghilang. Namun, lanjutnya, cuaca di NTT ini masih berubah karena adanya pembelokan angin di bagian Selatan Papua. Kondisi ini menimbulkan peluang angin kencang disertai hujan dan petir.
Lebih lanjut Hadi mengatakan, tinggi gelombang khusus di Laut Sawu, Laut Timor, Selat Rote, Pantai Selatan Sumbawa dan Laut Arafuru mencapai 1,5-2,0  meter. Sedangkan Laut Flores dan Selat Ombai tinggi gelombang berkisar antara 1,0 - 2,0 meter. Selat Sumba dan Selat Sape berada pada kisaran 0,5 meter  sampai 1,0 meter. "Tinggi gelombang seperti ini masih bisa untuk pelayaran. Tetapi diwaspadai," ujarnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved