Laporan Obby Lewanmeru
Hasil Tangkapan Nelayan Menurun
KUPANG, POS-KUPANG.Com -- Hasil tangkapan ikan para nelayan di Oesapa dan Oeba, Kota Kupang, menurun drastis. Kondisi itu disebabkan cuaca yang tidak menentu.
"Iklim yang panas saat ini bukan saja berdampak pada sektor pertanian, menurunnya debit air dan lainnya, tetapi juga pada hasil tangkapan ikan para nelayan. Volume tangkapan ikan berkurang," kata Ketua Aliansi Nelayan Tradisional Laut Timor (Antralamor), Haji Mustafa Arsad, saat ditemui Pos Kupang, Kamis (12/11/2009).
"Kalau dibandingkan dengan hasil tangkapan ikan tahun -tahun sebelumnya, tahun 2009 ini, hasil tangkapan ikan nelayan sangat kurang. Ini diduga karena cuaca yang tidak menentu di laut, selain adanya tumpahan minyak di perairan Timor," ujarnya.
Menurut Arsad, pada tahun sebelumnya, seorang nelayan bisa mendapat hasil tangkapan mencapai 500 kilogram (kg) bila sekali melaut. Tapi sekarang, volume tangkapan hanya berkisar antara 100 kg sampai 200 kg.
Menurunnya hasil tangkapan tersebut, demikian Arsad, mungkin disebabkan oleh tumpahan minyak di laut Timor, yang mencemari zona tangkapan nelayan selama ini.
"Berdasarkan hasil pengamatan kami, tangkapan nelayan saat ini paling banyak 40 persen. Itu berarti terjadi penurunan hasil sebanyak 60 persen. Hasil tangkapan nelayan saya lihat sendiri, karena semua nelayan baik yang bernaung dibawah Antralamor maupun organisasi lain, yang selama ini umumnya mencari ikan di perairan Timor," katanya.
Secara terpisah Mahadi Husain, Suryani dan Marini mengatakan, hasil tangkapan ikan saat ini sangat kurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Saya tidak tahu apa sebabnya. Tapi ikan yang kami dapat sedikit sekali," tutur Husain.
Husain menyebutkan, ia bekerja dengan beberapa pengusaha ikan di Oesapa, sehingga ia cukup tahu hasil tangkapan nelayan secara menyeluruh. "Sekarang ini kalau nelayan melaut sore hari dan pulang saat subuh, ikan yang ditangkap tidak seberapa. Perahu (perhau berukuran kecil) yang dibawa pun tidak penuh satu petak. Padahal biasanya hasil tangkapan itu bisa penuh satu perahu," katanya. (*)
Harga Ikan Melonjak
HAJI Firman, salah seorang pengusaha ikan di Oesapa, menuturkan, hasil tangkapan ikan nelayan tahun ini menurun sekali. Volume ikan yang diperoleh jauh dari standar yang ada selama ini.
"Kami nelayan punya kesempatan terakhir menangkap ikan hanya bulan November ini saja. Mulai Desember sampai Maret, sudah musim hujan sehingga kami tidak bisa menangkap ikan lebih banyak lagi. Cuaca saat itu tidak memungkinkan kami untuk turun laut," kata Firman.
Dikatakannya, tangkapan ikan yang berkurang itu, berdampak pada harga. Saat ini, misalnya, harganya cukup tinggi. "Ikan teri kering dijual Rp 55.000,00/kilogram (kg). Harga ini cukup tinggi dibanding empat atau lima bulan lalu. Kondisi ini membuat permintaan juga tidak begitu banyak," ujarnya.
Harga ikan teri sedang, lanjut Firman, kini dijual seharga Rp 30.000,00/kg. Dan ikan tembang kering Rp 15.000,00/kg. Saat ini, permintaan ikan kering belum terlalu banyak. Tapi ke depan pasti akan melonjak.
Firman mengakui, ia menggeluti usaha ikan kurang lebih 15 tahun terakhir. Dalam kurun waktu tersebut, pihaknya sudah cukup tahu tentang suka duka usaha tersebut.
Tentang harga ikan kering, ia merincikan, ikan teri sebelumnya Rp 40.000,00/kg, kini naik menjadi Rp 55.000,00/kg. Ikan sardin dari Rp 20.000,00 naik menjadi Rp 25.000,00/ kg dan ikan tembang Rp 15.000,00/ kg.
"Dalam satu bulan itu, pendapatan bersih yang saya teruma rata-rata Rp 1,5 juta - Rp 2 juta. Dan, apabila cuaca tidak bersahabat seperti sekarang, kami hanya bisa dapat paling tinggi Rp 1 juta. Pendapatan ini diluar biaya operasional, konsumsi dan lainnya," ujar Firman. (*)