VIDEO: Perempuan Sumba Tantang Orang Meniru Pembuatan Kain Tenun Sumba, Hati-Hati Guys

VIDEO: Perempuan Sumba Tantang Orang Meniru Pembuatan Kain Tenun Sumba, Hati-Hati Guys

VIDEO: Perempuan Sumba Tantang Orang Meniru Pembuatan Kain Tenun Sumba, Hati-Hati Guys

POS-KUPANG.COM | WAINGAPU - VIDEO: Perempuan Sumba Tantang Orang Meniru Pembuatan Kain Tenun Sumba, Hati-Hati Guys

Para pengrajin kain tenun ikat Sumba Timur sangat menginginkan agar adanya hak paten bagi mereka pengrajin di Sumba Timur, agar tidak yang menjiplak motif kain tenun ikat mereka dan motif-motif kain tenun ikat Sumba Timur bisa dipertahankan.

Salah seorang pengrajin Sumba Timur Rambu Ana menyampaikan itu ketika dimintai komentarnya terkait terkait munculnya polemik motif kain tenun ikat Sumba Timur yang kini menjadi perdebatan di media sosial (Medsos) yang telah menjadi tren motif Jepara.

Rambu Ana kepada POS-KUPANG. COM melalui Minggu (30/6/2019) sore meminta, khusus Kepada Pemda Sumba Timur untuk lebih memperhatikan lagi tentang penjiplakan motif itu, agar bisa mereka diperhatikan untuk membuat hak paten.

Kata dia, pihaknya sebagai pengrajin kain tenun ikat Sumba Timur sangat menginginkan untuk membuatkan hak paten, sehingga motif-motif kain tenun ikat Sumba Timur bisa terap dipertahankan.

"Karena motif-motif kain tenun kami ini banyak ditiru di daerah lain. Tidak bisa dijiplak karena ada undang-undangnya. Jadi kami minta setiap pengrajin tenun ikat Sumba Timur yang mau mengurus hak paten tolong dilayani dulu, jangan bilang nggak bisa," ungkap Rambu Ana.

Rambu Ana juga mengatakan, ada yang pertanyakan kenapa kain Sumba Timur harganya begitu mahal. Kain tenun ikat Sumba Timur mahal Karen asli tenun dan dibuatkan pakai tenaga dan bukan pakai mesin. Sedangkan dalam mengerjakan kain tenun ini juga membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahakan sampai setahun.

Sementara proses pembuatanya juga menggunakan perwarna alam dan dalam mengerjakan kain tenun juga secara manual, bukan menggunakan mesin. Sangat beda dengan kain tenun Jepara itu pakai print.

"Jadi kami sangat mengharapkan Pemda benar-benar memperhatikan dan setiap kali kami mau mengurus hak paten untuk kain tenun Sumba Timur lebih diperhatikan lagi untuk diurus, ini permintaan kami sebagai pengrajin,"kata Rambu Ana.

Ditanya bagaimana tanggapan terkait ada daerah lain yang menjiplak motif kain tenun ikat Sumba Timur, Menurut Rambu Ana setiap orang memiliki rejeki yang diatur oleh Tuhan. Namun, tergantung orangnya saja yang bisa melihat atau menilai.

Masih menurutnya, karena kain tenun ikat asli Sumba Timur itu sangat beda dan memiliki perbedaan dengan kain Jepara. Dan perbedaan itu dimana kain Jepara lebar, sedangkan kain Sumba Timur maksimal lebar 60-70 Cm.

Selain itu, jika kain yang lebarnya 120 Cm, maka harus diperhatikan jahitan di tengah kain tenun itu, sebab kain Sumba Timur selalu ada jahitan di tengah berupa jahitan yang hanya menggunakan jelujur tangan saja.

"Jadi ini yang perlu diperhatikan dari pada keaslian kain tenun ikat Sumba Timur. Dan kain Sumba dia berat karena kain jiplakan pasti dia ringan dan tenunanya lebih halus karena pakai mesin. Tapi kalau tenunan Sumba itu tebal dan lebarnya hanya maksimal 60-70 Cm saja dan lebarnya kalau sampai 1 meter maka harus perhatikan jahitan untuk sambungan di tengah kain pakai jahitan tangan,"kata Rambu Ana.

Menurutnya, meski bagaimanapun mereka menjiplak atau meniruh tetap tidak akan sama dengan motif kain tenun ikat Sumba Timur.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved