Enam Bulan, Dua Korban Mati Digigit Anjing Rabies di Sikka

Penyakitnya baru ketahuan ketika kondisi korban sudah parah dibawah ke RSUD dr.TC. Hillers Maumere.

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/EUGINIUS MO'A
Drh. Maria Margaretha Siko, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sikka. 

Enam  Bulan, Dua  Korban Mati Digigit Anjing Rabies di Sikka 

POS-KUPANG.COM| MAUMERE--Empat  tahun  berturut-turut kasus gigitan anjing rabies  positif nihil  di Kabupaten  Sikka, Pulau  Flores, namun  sampai semester pertama Januari-Juni  2019   ditemukan 13  kasus gigitan anjing  positif  rabies dan dua korban  diantaranya meninggal  dunia.

“Kedua korban  meninggal dari  Kecamatan  Waigete. Seorang  korban berusia balita  asal Desa  Egon  Buluk dan seorang  lagi  seorang  mahasiswa kuliah di Maumere,”  beber Kepala Bidang Kesehatan  Hewan  Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan  Kabupaten  Sikka, Drh. Maria  Margaretha  Siko,M.Sc, Jumat  (21/6/2019) siang  di  Maumere.

Drh.Metha,  sapaan Maria Margaretha  Siko menuturkan, korban  balita digigit  oleh  anjing yang  tidak divaksin. Penyakitnya  baru  ketahuan ketika  kondisi  korban  sudah parah  dibawah ke RSUD  dr.TC. Hillers  Maumere.

Korban kedua  mahasiswa digigit  anjing milik  sendiri  yang  telah divaksin.

Ayu Ting Ting sang Pedangdut Ternyata Disukai Banyak Pria sejak SMP. Ini Pengakuan Guru

Residivis Penipuan Jual Tanah Bodong di Kupang Jadi Tersangka

Alami Musibah Kebakaran, Warga Akui Lamani Pengusaha yang Baik Hati

“Menurut  WHO  kasus  gigitan anjing  boleh saja terjadi,  tetapi  tidak boleh  ada lagi  kematian. Kasihan sekali kedua korban ini mati sia-sia,”  imbuh  drh.Metha.

Kasus   pertama rabies terjadi di Pulau  Flores sejak  1997 atau sekitar  23 tahun  silam, semestinya  kesadaran masyarakat   terhadap  bahaya  rabies  sudah  dimiliki.   Kabupaten  Sikka dan Pulau   Flores  masih   berstatus endemi  rabies.

“Kekecil apapun  kasusnya, entah  hanya  cakaran, garukan  dari anak   anjing   kecil juga   tetap  diwaspadai. Semestinya   juga  upaya pertolongan pertama sudah  jadi  kesadaran  bersama. Mencuci  luka dengan  deterjan di keran  air  kemudian  ke fasilitas kesehatan,” kata  drh.Metha.

Drh.Metha  mengajak seluruh masyarakat   Sikka  memiliki kesadaran  bahaya  anjing rabies dan  menjadi pemilik  anjing bertanggung jawab.

Meski  populasi anjing  stagnan  sekitar  55  ribu  ekor,  tetapi  jedah vaksinasi, persediaan vaksin    yang  terbatas    ditambah  pola  migrasi  anjing tinggi  ke  Sikka, waspada  rabies   menjadi kesadaran bersama.   (Laporan Reporter POS -KUPANG.COM, Eginius Mo’a)       

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved