Wakil Bupati Nagekeo : Kelahiran Pancasila Tidak Perlu Diperdebatkan Lagi
Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja, menegaskan, Pancasila harus tertanam dalam hati yang suci dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Wakil Bupati Nagekeo : Kelahiran Pancasila Tidak Perlu Diperdebatkan Lagi
POS-KUPANG.COM | MBAY -- Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja, menegaskan, Pancasila harus tertanam dalam hati yang suci dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Berkat Pancasila yang berkelindan dengan nilai-nilai inklusivitas, toleransi dan gotong royong keberagaman yang ada menjadi suatu berkah. Berkat Pancasila sebagai bintang penuntun keberagaman yang ada dapat dirajut menjadi identitas nasional dalam wadah dan slogan "Bhinneka Tunggal Ika," ungkap Marianus saat membaca sambutan tertulis Plt. Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Hariyono dalam Apel Peringati Hari Lahir Pancasila di Halaman Kantor Bupati Nagekeo, Sabtu (1/6/2019).
Ia menegaskan dalam konteks itulah, sesuai dengan pesan Presiden Jokowi bahwa memperingati dan merayakan hari kelahiran Pancasila setiap tanggal 1 Juni merupakan suatu keniscayaan.
• Hari Raya Idul Fitri 2019! Ini Kumpulan Ucapan Selamat Idul Fitri, Mulai Yang Sunnah hingga Kekinian
• Kelahiran Pancasila Tidak Perlu Diperdebatkan Lagi
Pertama, berusaha mengenang dan merefleksikan momentum sejarah dimana pendiri bangsa berhasil menggali nilai-nilai fundamental bangsa Indonesia sebagai dasar negara sehingga bangsa Nusantara yang beragam dapat bersatu dan menyatu sebagai satu bangsa.
Sebagai bangsa besar kita tidak akan meninggalkan sejarah, apa yang oleh Bung Karno pernah disebut "JAS MERAH".
Menurut Marianus, untuk menghormati jasa pendiri bangsa sekaligus meneguhkan komitmen terhadap ideologi negara itulah kita memperingati hari kelahiran Pancasila sebagai salah satu kebanggaan nasional (national pride).
Peringatan hari kelahiran Pancasila 1Juni bukan sesuatu yang terpisah dari momentum perumusan "Piagam Jakarta" oleh "panitia kecil" tanggal 22 Juni dan pengesahan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tanggal 18 Agustus 1945.
Jadi 3 peristiwa penting tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan demikian, kita harapkan perdebatan tentang kelahiran Pancasila sudah tidak diperlukan lagi. Yang diperlukan mulai saat ini adalah bagaimana kita semua mengamalkan dan mengamankan Pancasila secara simultan dan terus menerus," tegasnya.
Kedua, dengan merayakan hari kelahiran Pancasila kita bangun kebersamaan dan harapan untuk menyongsong kehidupan berbangsa dan ernegara yang lebih baik. Pancasila sebagai penuntun mengandung visi dan misi negara yang memberikan orientasi, arah perjuangan dan pembangunan bangsa ke depan.
Sebagai energi positif bangsa, Pancasila terus memberikan harapan untuk masa depan, khususnya dalam merealisasi visi dan misi bangsa Indonesia.
"Sebagai negara bangsa yang inklusif dan tidak chauvinis diperlukan pengelolaan unit kultural dan unit politik secara dialektis. Maksudnya keberagaman yang ada secara alami dan kultural harus dikelola dan dikembangkan untuk membangun "Tamansari Kebudayaan" yang memungkinkan semua mahkluk hidup tumbuh sesuai dengan ekosistem yang sehat. Indonesia untuk kita semua dan Pancasila adalah rumah kita semua," ujarnya.
• Renungan Harian Kristen Protestan, Sabtu 1 Juni 2019:Jaminan Masa Depan
• BREAKING NEWS:Dihantam Angin Kencang, KMP Ranaka Tujuan Aimere Terpaksa Balik Ke Waingapu
Ia menegaskan untuk itu diperlukan kesadaran dan pemahaman untuk saling menghormati, saling bekerjasama, bergotong royong dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Kondisi demikian dapat berkembang melalui budaya politik kewargaan yang demokratis. Budaya politik yang dapatmenumbuhkan dan
ketakutan.
Marinus menambahkan, kita Indonesia, Kita Pancasila adalah sosok yang percaya diri, optimis dan penuh harapan dalam menatap masa depan sebagai bangsa yang maju, adil dan makmur.
Melalui peringatan hari kelahiran Pancasila 1 Juni 2019, Pancasila perlu dijadikan sebagai sumber inspirasi"politik harapan" dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.