Eks Kantor Bupati Kupang Tak Layak Dijadikan Ruang Kelas, SMAS Nesi Neomat Tetap Bersyukur

Meski eks Kantor Bupati Kupang Tak layak Dijadikan Ruang Kelas, SMAS Nesi Neomat tetap bersyukur

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Laus Markus Goti
Kondisi terkini halaman Eks Kantor Bupati Kabupaten Kupang, Rabu (22/5/2019). 

Meski eks Kantor Bupati Kupang Tak layak Dijadikan Ruang Kelas, SMAS Nesi Neomat tetap bersyukur

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Eks Kantor Bupati Kabupaten Kupang yang berlokasi di Wilayah Kota kupang, Jl. Seoekarno Fontein sejak 2016 dijadikan tempat belajar mengajar oleh Sekolah Menengah Atas Swasta Nesi Neomat Kota Kupang.

Pasalnya, SMAS Nesi Neomat memang tidak memiliki gedung sekolah. "Saya akui banyak keterbatasan di gedung ini namun kami tetap bersyukur kami bisa menjalankan aktivitas belajar mengajar di sini," ungkap Kepala SMA S Nesi Neomat Simon Nesi kepada POS-KUPANG.COM, Kamis (23/5/2019) di Eks Kantor Bupati Kabupaten Kupang.

Panwascam Hewokloang Diperiksa Gakumdu Sikka, Terkait Dugaan Kecurangan Penghitungan Suara

Ia sangat berharap ada perhatian dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur memperhatikan kondisi mereka. "Jumlah murid kami saat ini mencapai 400 lebih. Hampir semuanya dari keluarga miskin. Adanya banyak yang orangtuanya pemulung," ungkapnya.

Karena kondisi tersebut, lanjutnya, pihak sekolah mewajibkan siswa-siswi membayar SPP per bulan senilai Rp. 50.000. "Kita tidak bisa paksa mereka. Memang keadaan mereka juga susah," keluhnya. Ia menjelaskan, terkait operasional sekolah, SMA S Nesi Neomat mendapat bantuan dari donatur, baik berupa uang maupun sarana prasarana sekolah.

Simamora Imbau Warga Lembata Tidak Terprovokasi

Lanjutnya, berkat belas kasih dari Pemkab Kupang yang kala itu masih dipimpin oleh Ayub Titu Eki, SMA S hanya diwajibkan untuk merawat bangunan Eks Kantor Bupati tersebut. "Kami tidak diwajibkan bayar karena pakai gedung ini, tapi kami rawat dengan baik, air dan listrik juga kami tanggung. Soal rehab atau tidak kami tidak bisa lakukan, itu kewenangan dari Pemkab Kupang," ungkapnya.

"Yah seperti inilah kondisi kami, belajar dan mengajar di gedung ini. Kami ada 20 guru dan 7 tenaga Kependidikan. Kami hanya berharap ada perhatian dari pemerintah, terutama untuk murid-murid. Mereka dari keluarga miskin dan patut mendapat perhatian dan kami para guru yang bertahan di sini semata-mata karena kepedulian dan pengabdian kami," ungkapnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved