Gempa Banggai
Gempa Magnitudo 6,9 Guncang Banggai Sulawesi Tengah, Satu Orang Tewas, Belum Ada Laporan Kerusakan
Seorang warga dilaporkan meninggal dunia diduga akibat ketakutan dan kelelahan berlari mencari lokasi pengungsian pasca-gempa magnitudo 6,9
Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM, GORONTALO – Seorang warga dilaporkan meninggal dunia diduga akibat ketakutan dan kelelahan berlari mencari lokasi pengungsian pasca-gempa magnitudo 6,9 di Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, Jumat (12/4/2019).
BMKG belum mendapatkan laporan kerusakan akibat gempa tersebut. Warga mengungsi ke tempat-tempat.
Pesan-pesan hoaks pun beredar.
Dilaporkan kompas.com, korban bernama Daeng Pasang (66), warga jalan Sungai Ampana nomor 1, Desa Uentanaga Atas, Kecamatan Ampana, Kota Kabupaten Tojo Una Una, Provinsi Sulawesi Tengah.
“Kami menerima informasi dari Public Safety Center (PSC) 119 Tojo Una Una (soal korban meninggal),” kata Iskandar operator PSC 119 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Jumat (12/4/2019).
Informasi yang dihimpun PSC 119 Sulawesi Tengah dari lapangan, Daeng Pasang meninggal dunia saat berlari karena ketakutan saat gempa Magnitudo 6,9 mengguncang wilayah timur Sulawesi.
Daeng Pasang pun lari menyelamatkan diri dari kemungkinan tsunami bersama warga setempat hingga dia terjatuh dan meninggal dunia.
“Kami masih terus memantau perkembangan dan akan kami laporkan,” ujar Iskandar.
Sementara itu, sebanyak 3000-4000 warga Kota Salakan, mengungsi ke Kantor Bupati Bangga Kepulauan, dan perumahan eselon 3 di atas perbukitan.
Warga membawa peralatan seadanya untuk mengungsi pasca daerah ini diguncang gempa 6.9 Magnitudo pada pukul 18.40 Wita.
“Kota Salakan sunyi, kota ini berpenduduk sekitar 7000-an, semua sudah mengungsi ke atas,” kata Aris Susanto, Kepala Bappeda Kabupaten Banggai Kepulauan, Jumat (12/4/2019).
Aris Susanto menjelaskan, pemerintah Banggai Kepulauan, membuka kantor-kantor untuk menampung para pengungsi dan keluarganya.
Mereka membawa peralatan tidur seadanya dan menempati ruang-ruang di kantor pemerintahan.
“Di perumahan eselon 3 juga penuh dengan pengungsi dari bawah, mereka membawa peralatan masing-masing,” kata Aris Susanto.
Dirasakan di Maluku Utara