Bolehkah Sholat Tahajud Berjamaah? Ini Penjelasannya!
Shalat tahajud didefinisikan oleh para ulama sebagai shalat yang dilakukan setelah melaksanakan shalat isya’ dan dilaksanakan setelah tidur.
Bolehkah Sholat Tahajud Berjamaah? Ini Penjelasannya!
POS-KUPANG.COM- Shalat tahajud didefinisikan oleh para ulama sebagai shalat yang dilakukan setelah melaksanakan shalat isya’ dan dilaksanakan setelah tidur.
Terlaksananya dua hal ini (dilaksanakan setelah tidur dan setelah melaksanakan shalat isya’) merupakan syarat yang harus terpenuhi, agar shalat yang dilakukan di malam hari dapat dihitung sebagai ibadah shalat tahajud.
Dengan demikian, akan tergolong dalam anjuran yang dijelaskan dalam Al-Qur’an:
وَمِنْ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَك عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’, Ayat: 79)
Dikutip dari www.nu.or.id, Ustadz Ali Zainal Abidin menjelaskan, definisi shalat tahajud yang dijelaskan di atas sesuai dengan penjelasan Syekh Sulaiman al-Jamal dalam kitabnya, Hasyiyah al-Jamal ala al-Manhaj:
ـ (فَرْعٌ) يَدْخُلُ وَقْتُ التَّهَجُّدِ بِدُخُولِ وَقْتِ الْعِشَاءِ وَفِعْلِهَا خِلَافًا لِمَا يُوهِمُهُ كَلَامُ شَيْخِ الْإِسْلَامِ فِي بَعْضِ كُتُبِهِ وَيُشْتَرَطُ أَيْضًا أَنْ يَكُونَ بَعْدَ نَوْمٍ فَهُوَ كَالْوِتْرِ فِي تَوَقُّفِهِ عَلَى فِعْلِ الْعِشَاءِ وَلَوْ جَمْعَ تَقْدِيمٍ مَعَ الْمَغْرِبِ وَيَزِيدُ عَلَيْهِ بِاشْتِرَاطِ كَوْنِهِ بَعْدَ نَوْمٍ ا هـ
“Cabang permasalahan. Waktu tahajud dimulai dengan masuknya waktu Isya’ dan telah melaksanakan shalat isya’. Berbeda halnya pendapat yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Zakariya al-Anshari dalam sebagian kitabnya. Disyaratkan pula dilaksanakan setelah tidur. Shalat tahajud ini sama seperti shalat witir dalam hal digantungkan dengan pelaksanaan shalat isya’, meskipun dilaksanakan dengan cara jamak takdim bersamaan dengan shalat maghrib, hanya saja pada shalat tahajjud ditambahkan syarat berupa harus dilaksanakan setelah tidur.” (Syekh Sulaiman al-Jamal, Hasyiyah al-jamal, juz 4, hal. 265)
Shalat tahajud bisa berupa berbagai macam shalat sunnah yang dapat dilaksanakan di malam hari, termasuk di antaranya shalat sunnah mutlak. Misalnya seperti yang dijelaskan dalam kitab Nihayah az-Zain:
والنفل المطلق بالليل أفضل منه بالنهار. ومن النفل المطلق قيام الليل، وإذا كان بعد نوم ولو في وقت المغرب وبعد فعل العشاء تقديماً يسمى تهجداً
“Melaksanakan shalat sunnah mutlak pada malam hari lebih utama dibandingkan dengan melaksanakannya pada siang hari. Sebagian dari shalat sunnah mutlak yaitu qiyamul lail (beribadah shalat di malam hari). Ketika shalat ini dilaksanakan setelah tidur, meskipun pada waktu maghrib setelah melaksanakan shalat isya’ dengan cara jamak takdim, maka shalat tersebut disebut shalat tahajud.” (Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, Nihayah az-Zain, Juz 1, Hal. 179)
Selain shalat sunnah mutlak, shalat witir juga termasuk dalam kategori shalat tahajud ketika memang dilaksanakan setelah tidur. Hal ini dijelaskan dalam kitab al-Majmu’ ala syarh al-Muhadzzab:
ـ (فرع) الصحيح المنصوص في الأم والمختصر أن الوتر يسمى تهجدا
“Menurut pendapat shahih yang termaktub dalam kitab al-Um dan kitab al-Mukhtashar bahwa sesungguhnya shalat witir juga disebut shalat tahajud.” (Syekh Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu’ ala Syarh al-Muhadzzab, juz 4, hal. 48)