Lima Fakta Pembunuhan Calon Pendeta di OKI, Pelaku Dendam Disebut Jelek dan Berpura-pura Membantu
Lima fakta pembunuhan calon pendeta di OKI, pelaku dendam disebut jelek dan berpura-pura membantu
Lima fakta pembunuhan calon pendeta di OKI, pelaku dendam disebut jelek dan berpura-pura membantu
POS-KUPANG.COM - Polisi telah menangkap dua pelaku pembunuhan calon pendeta, MZ (24), di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Kedua pelaku tersebut adalah Nang (20) dan Hendri (18).
Saat penangkapan, kedua kaki pelaku ditembak polisi. Keduanya bersikeras tidak mengakui perbuatan mereka, meskipun telah ada sejumlah bukti kuat.
• VA Alami Lambung Luka dan Demam Tinggi, Kuasa Hukum Minta Penahanan Dipindahkan ke Rumah Sakit
Barang bukti berupa karet ban dalam motor ditemukan polisi di belakang mess tempat kedua pelaku bekerja. Karet ban tersebut disiapkan untuk digunakan mengikat dan menyiksa korban.
Berikut ini fakta lengkapnya:
1. Pelaku dendam karena disebut jelek
Dalam pemeriksaan polisi, Nang mengaku jatuh cinta dengan korban sejak delapan bulan lalu, tepatnya saat dirinya mulai bekerja di perkebunan sawit. Selama bekerja, ia selalu melihat korban keluar menuju pasar.
• Ini Langkah Camat Karolus Bersama PDAM Sambut Program Air Minum Bersih
Namun, satu pekan sebelum kejadian, pelaku sempat tersinggung dengan ucapan korban sehingga memicunya nekat untuk membunuh korban.
"Saya dikatain jelek. Saya memang suka, tapi takut ngomong," kata Nang yang terduduk di kursi roda di Mapolda Sumatera Selatan, Jumat (29/3/2019).
Merasa sakit hati atas ucapan korban, Nang justru berbalik dendam. Maka Nang mengajak tersangka Hendrik untuk menghadang korban saat melintas di lokasi kejadian.
Sebelum menghadang, mereka mencari kain sarung untuk menutupi wajah agar tak dikenali oleh korban. Selain itu, Nang juga menyiapkan ban dalam untuk mengikat tangan dan kaki korban.
2. Pelaku mencekik dan berupaya memperkosa korban
Pada hari Senin (25/3/2019) sekitar pukul 18.00, kedua pelaku memutuskan untuk menyergap MZ dan seorang bocah berinisial NP yang saat itu bersama MZ.
NP diikat lebih dulu oleh pelaku Hendrik. Selanjutnya korban MZ dibekap dan hendak diperkosa oleh para pelaku. Namun, MZ ternyata datang bulan.
Kedua pelaku melecehkan MZ dan kemudian mencekiknya hingga tewas. "NP diikat, lalu dicekik, setelah itu baru MZ. Waktu kami mau perkosa, korban lagi mens jadi hanya kami cabuli," ujarnya.