Sebelum Jadi Penulis Buku, Santi Menghabiskan Waktu Hingga Enam Jam Per Hari Untuk Membaca
Maria Santi Sima Leda Gama adalah seorang penulis dan pegiat literasi. Hingga saat ini, ia sudah menghasilkan empat buku dan sementara menulis buku
Penulis: Hermina Pello | Editor: Hermina Pello
POS-KUPANG.COM | KUPANG- Maria Santi Sima Leda Gama, S.Psi, M.Pd adalah seorang penulis dan pegiat literasi. Hingga saat ini, ia sudah menghasilkan empat buku dan sementara menulis buku kelima.
Ia sangat tertarik dengan dunia perempuan dan anak, apapun yang ditulis selalu dikaitkan dengan perempuan dan anak.
Buku yang terakhir berjudul Citra dan Peran Perempuan Adonaro, pendekatan psycho-fenimism yang dibedah tahun lalu.
Padahal awalnya, dia bukanlah seorang penulis. Kenapa jatuh cinta sama dunia pena? Awalnya Santi -begitu dia biasa disapa- tidak ada target atau cita-cita menjadi penulis, iseng saja suka baca. Lihat dari hobi almarhum ayah yang suka sekali baca serius sekali dan dia berpikir apa sih nikmatnya membaca.
• Badan Usaha Segera Daftarkan Pekerjanya di BPJS Kesehatan
• Siswa SD Tabene-Malaka Ditabrak Mobil Avansa Hingga Dilarikan ke Rumah Sakit
"Waktu itu saya baru kuliah S1 dan kata ayah, modalnya membaca kalau mau cerdas maka kuncinya harus membaca. Tidak hanya asal baca karena semua orang bisa tapi membaca itu dengan segenap hati dan pikiran. Sehingga temukan esensi dari tulisan itu," ujar Santi.
Dengan melihat aktivitas ayahnya, akhirnya dia jadi tertarik dan lama-lama ikut kebiasaan. Dulu ayahnya langganan koran Pos Kupang dan saat pensiun jadi agen Pos Kupang. Dari situ, jika membaca rubrik tentang perempuan dan anak, ayah selalu bilang, ini baca.

Bagus kalau perempuan paham tentang dunia perempuan dan anak karena perempuan dan anak adalah dunia yang tidak terpisahkan. Coba tertarik di bidang ini, karena kamu kuliah di psikologi.
Ada banyak hal tentang perempuan dan anak maka banyak, selain baca buku kuliah, baca juga yang lainnya, apapun dibaca.
Membaca itu tidak hanya buku kuliah saja tapi apapun harus dibaca. Sehingga dia menjadi jatuh cinta pada dunia membaca. Prinsipnya, setiap hari buka satu lembar buku atau majalah atau koran, ada pengetahuan baru yang masuk sehingga dia semakin suka membaca.
• Polri Dan TNI Bersinergi Amankan Pemilu 2019 Di Ende
• KPU Ende “Adu” Suara Dengan Penjual Obat Saat Sosialisasi Pemilu
Ke manapun dia pergi, di dalam tasnya selalu ada buku yang dibaca saat ada waktu jedah.
Sebelum menikah, total waktunya yang digunakan untuk membaca sekitar enam jam per hari. Setelah menikah pun dia masih suka membaca, tapi waktunya membaca sedikit berkurang. Tiada hari tanpa membaca.

Saat ini, kalau membaca tidak hanya dari buku fisik tapi juga bacaan digital. "Saya tidak hanya buka medsos tapi lebih benyak bacaan digital,"
Semuanya ini berawal dari 10 tahun lalu, jatuh cinta pada dunia baca dan sekaligus memberanikan diri untuk menjadi seorang penulis yang tertarik pada dunia perempuan dan anak.
Puisinya pertama dipublikasikan di Pos Kupang, 4 Mei 2008, ada dua puisi yang bersentuhan dengan dunia perempuan, satunya berjudul Fatmawati.
Mengapa dunia perempuan dan anak yang menjadi pilihan dari perempuan kelahiran Maumere, 11 Juni 1982 ini? Perempuan adalah makhluk yang menarik, indah, istimewa.