Pengrajin Gedek Malumbi, Sumba Timur Raup Omzet Rp 200.000 Perhari
untuk gedek dengan bambu kulit luar dijual perlembar Rp 100.000, sementara kulit bambu isi dalam dijualnya Rp 40.000
Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
Pengrajin Gedek Malumbi, Sumba Timur Raup Omzet Rp 200.000 Perhari
POS-KUPANG. COM | WAINGAPU--Pengrajin ayaman gedek dari Kelurahan Malumbi, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur meraup omzet pada setiap hari mencapai Rp 200.000.
Pengrajin ayaman gedek setempat, Nggau Hama Nduna (71) ketika ditemui POS-KUPANG.COM, Rabu (27/2/2019) mengatakan ia bergelut sebagai pengrajin gedek sejak dari tahun 1970.
Kata Nduna setiap hari ia bisa menghabuskan lima lembar gedek. Harga yang dijual pergedek Rp 40.000 untuk gedek kulit bambu bagian dalam, sedangkan untuk gedek kulit bambu bagian luar dikenakan tarif harga Rp. 100.000 perlembar.
Kata Nduna, bambu yang digunakan untuk mengayam gedek itu dibelinya dari orang dengan harga perbatang Rp 10.000. Bambu tersebut dibeli dari desa Kiritana. Transportasi untuk pengangkutan bambu itu dengan menggunakan rakitan melintasi DAS sungai Kambaniru, kemudian dilanjutkan dengan pengangkutan dengan menggunakan mobil.
• Nilai Tukar Mata Uang Rupiah Rabu Pagi Melemah 7 Poin, Ini Pergerakan Transaksinya
• Bupati Tahun Tegaskan Hanya Kontraktor Lokal Yang Bisa Kerjakan Dana Desa di Kabupaten TTS
• Setelah Membunuh, Pemuda Ini Membonceng Jenazah Kekasihnya Naik Motor untuk Dibuang di Irigasi
• Waspada! Parkir Motor di RSUD Maumere Tidak Nyaman
Nduna juga mengaku, dari hasil menjual ayaman gedek itu ia memperoleh omset yang diperolehnya pada setiap hari sebesar Rp 2.00.000.
"Kadang sampai Rp 200.000, kadang-kadang juga tidak sampai begitu. Tetapi saya bersyukur bisa bekerja dan saya bisa menghidupkan delapan orang termasuk saya untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi setiap hari,"ungkap Nduna.
Pengrajin gedek lainya, Markus Huki Nggimu Wali (45) juga mengaku bergelut sebagai pengrajin gedek sejak tahun 1980 an. Hasil kerja perhari dari pagi sampai sore sebanyak 4 lembar gedek.
Kata Markus, untuk gedek dengan bambu kulit luar dijual perlembar Rp 100.000, sementara kulit bambu isi dalam dijualnya Rp 40.000.
"Harga itu jika orang beli langsung disini. Tetapi kalau over di Papalele kulit luar 90 ribu, kulit dalam 30 ribu,"ungkap Markus.
Namun terkait hasil yang diperoleh Markus pada setiap hari, Markus mengaku hasilnya tidak menentu.
"Untuk hasilnya tidak terlalu menentu, kadang ada kadang pulah tidak, karena kita banyak over ke Papalele saja,"ungkap Markus.
• Karim Benzema Penyerang Real Madrid, Bersyukur Ronaldo Hengkang dari Real Madrid
• LIVE STREAMING Pernikahan Syahrini Reino Barack Hari Ini Rabu 27 Februari 2019 di Tokyo Jepang
• Anak Ini Tega Membunuh Ibu Kandungnya yang Sedang Mencuci Baju
Markus juga bersyukur, dari hanya bergelut sebagai pengrajin gedek ia bisa menanggung tanggungan hidup sebanyak 7 orang.
"Jika Tuhan memberi rejeki niat saya sekolah anak hingga sampai perguruan tinggi,"ungkap Markus. (Laporan Repoeter POS-KUPANG. COM, Robert Ropo)