Kelompok Teroris Abu Sayyaf yang Sandera Dua Nelayan Asal Wakatobi Minta Uang Tebusan Rp 10 M
Kelompok Teroris Abu Sayyaf yang Sandera Dua Nelayan Asal wakatobi Minta Uang Tebusan Rp 10 M
Kelompok Teroris Abu Sayyaf yang Sandera Dua Nelayan Asal wakatobi Minta Uang Tebusan Rp 10 M
POS-KUPANG.COM | BAUBAU - Kelompok teroris Abu Sayyaf menyandera dua orang nelayan asal Wakatobi, Hariadin dan Heri Ardiansyah, saat sedang menjaring ikan di perairan Sandakan-Tawau, Filipina.
Agar kedua nelayan tersebut dibebaskan, Kelompok Abu Sayyaf meminta uang tebusan Rp 10 miliar.
Fitria Amelia, keponakan dari Hariadin, mengaku, tidak mempunyai uang sebesar Rp 10 miliar, sehingga meminta bantuan pemerintah untuk membebaskan pamannya tersebut.
• Dua Orang ASN dan Seorang Anggota Polri Pesta Narkoba di Rumah Dinas Wakil Gubernur Maluku
"Kami ini tidak ada uang (nilainya) sebesar permintaan itu. Kami ini orang kecil, orang susah. Kami mau ambil di mana itu uang," kata Fitri Amelia, Kamis (21/2/2019).
Ia mengetahui adanya permintaan uang tebusan tersebut setelah orang dari Kementrian Luar Negeri datang melihat dan memotret rumah keluarga korban sandera di Kabupaten Wakatobi, pada tiga minggu lalu.
• Kasus Pengaturan Skor, Joko Driyono Dicecar 15 Pertanyaan, Salah Satunya Seputar Aliran Dana
"Orang kementrian itu datang, dan memfoto rumah, dia melihat keadaan rumah. Dia katakan, kelompok Abu Sayyaf minta uang tebusan Rp 10 miliar. Kami tidak punya uang sebesar itu," ujar dia.
Sebelumnya, sebuah video penangkapan dua Warga Negara Indonesia (WNI) asal Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara oleh kelompok Abu Sayaf, Filipina, viral di media sosial, Rabu (20/2/2019).
Video yang berdurasi sekitar 34 detik tersebut memperlihat dua WNI diikat dan direkam untuk meminta bantuan terhadap pemerintah Indonesia.
Di video tersebut berdiri beberapa orang lelaki yang menggunakan penutup kepala sambil menenteng senjata laras panjang.
Seorang lelaki yang menggunakan topeng terlihat memegang salah satu kepala WNI sambil menondongkan senjata tajam ke leher WNI tersebut.
Dalam video tersebut, dengan mata tertutup kain hitam, WNI tersebut berbicara untuk meminta bantuan kepada pemerintah indonesia, namun video tersebut terputus.
"Saya warga Negara Indonesia, pekerjaan nelayan di Sabah, saya kena tangkap oleh Abu Sayyaf, Filipin, di laut. Saya minta kepada pemerintah Indonesia, terutama Presiden dan Pak Dadang," kata lelaki tersebut.
Video ini pertama kali disebar di Facebook dengan nama Kim Hundin. Video tersebut telah disebar sekitar 990 kali. (Kompas.com)