Pers Berduka
Postingan Eks Wartawati Pos Kupang Fince Bataona Tentang Alm Damyan Godho, Sangat Mengharukan
Postingan eks wartawati SKH Pos Kupang, Fince Bataona tentang Alm Damyan Godho, di akun Facebook ini sangat mengharukan.
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Postingan eks wartawati SKH Pos Kupang, Fince Bataona tentang Alm Damyan Godho, di akun Facebook ini sangat mengharukan.
POS-KUPANG.COM - Postingan eks wartawati SKH Pos Kupang, Fince Bataona tentang Alm Damyan Godho, di akun Facebook ini sangat mengharukan.
Har ini Selasa 29 Januari 2019, Indonesia, Dunia Pers, Provinsi NTT kehilangan, ditinggalkan seorang tokoh besar, tokoh pers, tokoh pejuang Provinsi NTT yang biasa disapa dengan om Damy Godho atau Damyan Godho.
Banyak sekali pihak yang berduka dan memberi kesan terhadap OM Damy, tak ketinggalan seorang mantan wartawati Eks SKH Pos Kupang, Fince Bataona pun memberi kesan yang mendalam soal Damyan Godho.
Kesan dan pesannya itu dituliskan atau dipostingnya pada akun facebooknya, Selasa (29/1/2019).

Sebagaimana dilansir POS-KUAPNG.COM dari laman facebook Fince Bataona:
Om...menulis tentangmu serasa tak cukup kata. Panjang nian melitani banyak hal darimu ketika saya baru belajar menjadi seorang wartawan, tahun 1993.
Saya ingat, ketika akan ditugaskan sebagai wartawan daerah Kabupaten Flores Timur, Om memanggil saya ke ruangan dan bilang: "ona, ini bukan hal yang mudah mengirim kau ke Flotim. Apalagi ini pertama kalinya Pos Kupang kirim perempuan ke daerah. Kau tau, sudah hampir setahun ini, kita tidak punya wartawan di Flotim karena ada masalah (Om Dami lalu menjelaskan masalahnya). Jadi kerja baik-baik. Jaga diri baik-baik. Kau harus bisa memulihkan hubungan baik Pos Kupang dengan para pihak."
Jadilah saya menjadi wartawan Pos Kupang daerah Flotim dengan jangkauan liputan sampai Lembata yang masih wilayah Flotim ketika itu. Sesekali Om Dami menelphon memberi assignment dan saya tentu saja dengan senang hati, meliput dan menuliskan.
Betapa tidak, penugasannya selalu disertai ilmu, mengapa harus menulis ini dan itu. Om Dami selalu memperkaya pengetahuan suatu soal dan bagaimana seorang wartawan menulisnya secara mendalam.
Pernah suatu kali Om Dami menelphon. "Kau ke Maumere dulu Ona. Tulis tentang koperasi sukses di satu desa di Sikka."
"Tapi kan ada wartawan om Beny Hendrik di sana, om."

"Saya sudah minta tapi t*** ( Om Dag selalu menyapa mereka yang laki2 dengan sebutan begitu) tapi tidak tulis-tulis. Kau saja yang wawancara dan tulis," ujar Om Dami.
Om Dami. Setiap kali mendapat penugasan langsung darinya dan saya memenuhinya, saya selalu diberi reward. K Etty Turut biasanya menulis pesan saat mengirim gaji: Ona, Rp ......... dari Om Dag!
Begitu pula saya alami setelah pindah ke Kabupaten Sikka.
Ketika situasi politik begitu panas jelang Pilbup paska Aleks Idong dan Pos Kupang sempat disebut sebagai corongnya Paulus Moa dalam sebuah spanduk demonstrasi, saya ditelp.
"Fince, jangan takut. Kalian semua baik2 to? Kerja seperti biasa."

Om Dami. Dia selalu percaya, meskipun saya perempuan, saya pasti mampu menyelesaikan soal-soal di lapangan. Dia tidak sekalipun melihat kau perempuan jadi diberi penugasan lebih ringan.