Opini Pos Kupang
Perbaiki Gizi Menuju Generasi Emas NTT
Stunting tidak hanya memiliki dampak jangka pendek untuk anak, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang kelak

Oleh: José Nelson M. Vidigal, S.Kep;Ns
Warga Kelurahan Bangka Nekang-Ruteng
POS-KUPANG.COM - Beberapa tahun terakhir ini, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih terus dilanda isu minor tentang gizi buruk.
Salah satu dampak dari gizi buruk yang masih menjadi trending topic isu kesehatan di NTT saat ini adalah stunting. Prevalensi stunting di NTT merupakan yang tertinggi di Indonesia. Angkanya mencapai 40,3% (Pos Kupang.com, 6 November 2018).
Stunting tidak hanya memiliki dampak jangka pendek untuk anak, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang kelak anak menjadi dewasa. Dampak jangka pendek pada anak-anak yaitu penurunan fungsi kognitif, penurunan fungsi kekebalan tubuh, dan gangguan metabolisme.
• Pasca Bebas & Segera Nikahi Bripda Puput Nasititi Devi, Ahok Malah Lakukan ini pada IG Veronica Tan
• Ayah Vanessa Angel, Doddy Sudrajat Angkat Bicara, Dia Kabur dari Rumah Selama 10 Tahun
• Sinopsis Drama Korea Touch Your Heart Dibintangi Lee Dong Wook dan Yoo In Na, Bakal Bikin Kamu Baper
Sedangkan dampak jangka panjangnya ialah timbul risiko penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, jantung koroner, hipertensi dan obesitas pada usia dewasa.
Proses dasar lahirnya seorang manusia yang berkualitas tidak dilepaspisahkan dari peran gizi, terutama gizi seorang ibu dan anak, baik sebelum kehamilan, saat kehamilan dan sesudah melahirkan (tahun-tahun awal kelahiran).
Gizi yang baik mampu mengoptimalkan kemampuan kognitif dan motorik pada tahap awal kehidupan seorang anak. Sedangkan kemampuan afektif dan kemampuan anak lainnya dapat dipengaruhi dan dibentuk dalam pendampingan lingkungan keluarga yang kondusif.
Dasar kehidupan yang ditopang kokoh dalam gizi yang ideal mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut hemat penulis, ada tiga pilar dasar yang menjadi kunci dalam memperbaiki gizi anak-anak NTT yang masih terbelenggu dalam data dan stigma negatif.
Ketiga pilar tersebut perlu dibangun dalam sebuah keluarga, terkhusus dalam diri seorang ibu dan anaknya pada tahap-tahap awal kelahiran dan sinergisme dari berbagai pihak terkait.
Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif