Berita Nasional
7 Fakta Kelompok Separatis Papua Pimpinan Egianus Kogoya, Sandera dan Perkosa Tenaga Kesehatan
7 Fakta Tentang Kelompok Separatis Pimpinan Egianus Kogoya, Sandera dan Perkosa Guru dan Tenaga Kesehatan
7 Fakta Tentang Kelompok Separatis Pimpinan Egianus Kogoya, Sandera dan Perkosa Guru dan Tenaga Kesehatan
POS-KUPANG.COM | Kelompok separatis Egianus Kogoya bersama pengikutnya dinilai aparat penegak hukum adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap sejumlah aksi kriminal yang terjadi enam bulan terakhir di Kabupaten Nduga, Papua.
Berikut sejumlah catatan kriminal yang dilakukan oleh Egianus Kogoya bersama pengikutnya;
1. Penembakan pesawat Dimonim Air
Pada tanggal 22 Juni 2018, pesawat Twin Otter PK-HVU milik maskapai Dimonim Air rute Timika-Kenyam, ditembak di lapangan terbang Kenyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga, oleh kelompok separatis Egianus Kogoya.
Akibat peristiwa itu, pesawat yang mengangkut masyarakat sipil rusak. Sementara Co-Pilot Irene Nur Fadila mendapat luka tembak.
• 7 Kronologi Pembantaian 31 Pekerja Jembatan Papua, Sembunyi di Rumah Dewan, Dijemput Paksa & Dibunuh
• Inilah Jimmi Aritonang, Satu dari Pekerja Jembatan di Papua yang Selamat dari Pembantaian
2. Penembakan pesawat Trigana
Pada tanggal 25 Juni 2018, pesawat Twin Oter milik Trigana yang mengangkut logistik pemilu dan pihak aparat keamanan ditembak oleh kelompok seperatis ini juga.
Peristiwa ini mengakibatkan pilot pesawat bernama Capres Ahmad Kamil terkena luka tembak di bagian punggung.
3. Penyerangan masyarakat sipil
Pada tanggal 25 Juni 2018, kelompok separatis Egianus Kogoya melakukan penyerangan terhadap masyarakat sipil di Kota Kenyam.
Sepasangan suami istri, Hendrik Sattu Kolab (38) dan Martha Palin (28), dan tetangganya Zainal Abidin (20) tewas ditembak.
Sedangkan anak Hendrik yang berusia 6 tahun berinisial AK, mengalami luka parah di bagian wajah akibat dibacok dengan parang.
4. Penyanderaan dan pemerkosaan
Pada tanggal 3-17 Oktober 2018, sebanyak 15 orang guru dan tenaga kesehatan disandera di Distrik Mapenduma, oleh kelompok separatis. Tak hanya itu, seorang tenaga kesehatan diperkosa.
