Berita CPNS 2018
Menpan RB Belum Beri Info Lanjut Soal Seleksi CPNS, Begini Penjelasan BKD NTT
BKD Provinsi NTT belum menerima surat keputusan dari Menpan RB terkait penetapan jadwal seleksi lanjutan
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM|KUPANG -- BKD Provinsi NTT belum menerima surat keputusan dari Menpan RB terkait penetapan jadwal seleksi lanjutan. Sesuai jadwal sebelumnya, Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) akan dilakukan pada 22 November 2018.

Hal ini disampaikan Plh. Kepala BKD NTT, Mulu Blasius, S.E, CES, Selasa (20/11/2018).
Menurut Blasius, saat ini pemerintah NTT masih menunggu keputusan dari Menpan RB tentang jadwal pelaksanaan SKB.

"Sampai saat ini kami belum menerima keputusan dari Menpan RB. Jika keputusan itu sudah ada, maka kita juga segera informasikan ke peserta seleksi," kata Blasius.
Baca: Sabrina Chairunnisa Tak Bisa Berkata Kata Saat Terima Kado Ultah Tahu Dari Deddy Corbuzier
Baca: Okie Agustina Bikin Trik Agar Putranya Kiesha Alvaro Bisa Cium Pipi. Mempan Banget!
Dijelaskan, sesuai jadwal resmi dalam scedule awal, maka SKB akan berlangsung pada 22 November 2018, namun Pemprov NTT belum mendapat informasi lanjutan.

"Jadi kalau sesuai jadwal awal itu, SKB atau seleksi lanjutan dilaksanakan pada 22 November 2018, tapi kalau lihat perkembangan yang terjadi bahwa Menpan RB belum mengumumkan jadwal dan peserta SKB," katanya.
Dia mengakui, biasanya sudah ada informasi di website resmi BKN, namun sejauh ini belum ada.
"Kalau sudah ada pasti kita bisa akses untuk lihat jadwalnya," ujar Blasisus.

Ketua Fraksi PKB DPRD NTT, Ir. Yucundianus Lepa, M.Si mengatakan, melihat hasil seleksi CPNS tahun 2018 dan sesuai apa yang disampaikan pemerintah NTT bahwa akan ada diskresi dari pemerintah pusat, maka penentuan kelulusan biarlah menjadi harapan.

"Kami memberikan dukungan politik kepada pemerintah agar jatah formasi CPNS yang ditetapkan harus dipertahankan," kata Yucundianus.

Sedangkan soal penentuan kelulusan dengan perangkingan nilai tentu akan memicu protes dan demonstrasi karena obyektifitasnya tidak bisa dijamin. (*)