Berita Regional Terkini

Jenazah Bocah Jessica yang Diduga Dibakar Ibunya Disambut Ratusan Warga

Ratusan warga Sangihe memadati Pelabuhan Tahuna di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Kamis (25/10/2018) pagi.

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/Tribun Manado
Setelah bertahan lebih dari sebulan, Jesssica Manonahas (10), seorang siswi SD di Desa Pintareng, Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, yang diduga dibakar ibunya akhirnya meninggal dunia, Selasa (23/10/2018). 

POS-KUPANG.COM | MANADO - Ratusan warga Sangihe memadati Pelabuhan Tahuna di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Kamis (25/10/2018) pagi.

Mereka menyambut kedatangan jenazah Jessica Mananohas (10), siswi SD yang diduga dibakar oleh ibunya sendiri, Olga Semet.

Tak hanya warga yang mengenal keluarga Jessica, mereka yang tidak mengenalnya pun ikut dalam keramaian tersebut.

Baca: Dendam, Lelaki Ini Nekat Penggal Leher Tetangganya dan Tikam Kapolsek

"Kasus Jessica ini sudah menjadi isu nasional. Banyak media massa, lokal maupun nasional, yang meliputnya. Itu yang membuat saya juga penasaran sehingga datang ke sini," kata Gun, waga Tahuna, Jumat (25/10/2018).

Warga, tua maupun muda, terus berdatangan untuk melihat langsung kedatangan jenazah Jessica.

Anto, warga Kecamatan Tamako, Kepulauan Sangihe, juga mengaku penasaran dengan kedatangan jenazah Jessica sehingga dia dan kawan-kawan juga merapat ke pelabuhan.

Baca: Poros Benhil NTT Targetkan Jokowi-Maruf Amin Menang 90 Persen

"Peristiwa orangtua membakar anaknya sendiri ini sangat langka di Sangihe. Ini baru pertama kali ada, sehingga wajar kalau ini menjadi pusat perhatian warga Sangihe," ungkap Anto.

Jenazah Jessica memang dibawa ke rumah ayahnya di Kelurahan Bitung Barat, Kecamatan Maesa, Kota Bitung.

Jenazahnya dibawa dari Pelabuhan Manado ke Tahuna menggunakan KM Venecian. Sekitar pukul 04.19 Wita, kapal itu tiba di Pelabuhan Tahuna.

Ayah Jessica, Rony Mananohas, mengatakan, jenazah Jessica dimakamkan, Kamis siang sekitar pukul 12.00 Wita.

Sebelumnya, di Manado, warga sekitar serta saudara Jessica dari Sangihe juga memadati rumah duka untuk mengikuti ibadah pelepasan sebelum jenazah dibawa ke Sangihe.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bitung, Julius Ondang saat mendatangi rumah duka mengatakan turut berdukacita atas meninggalnya Jessica.

"Kami pemerintah pun berharap tidak akan ada Jessica berikutnya yang meninggal akibat perbuatan orangtuanya sendiri. Mendidik anak itu punya banyak cara tanpa harus dengan kekerasan. Untuk itu menjadi pelajaran bagi para orang tua untuk mendidik dengan cara wajar dan mendidik anak," ungkapnya.

Setelah 41 hari menderita luka bakar, Jessica yang diduga dibakar oleh ibunya, Olga Semet pada 12 September 2018 silam akhirnya meninggal dunia di RS Prof Kandou Manado pada Selasa (23/10/2018).

Sebelum meninggal, Jessica sempat dirawat di RS Liungkendage Tahuna dan kemudian dirujuk ke RSUP Kandou pada awal pekan lalu.

Jessica mengalami luka bakar pada 85 persen di tubuhnya dan sudah menjalani beberapa kali operasi. Kendati dokter sudah menyebut kesembuhan Jessica sudah 70 persen, namun nyawanya tak tertolong lagi karena infeksi. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved