Berita Flores Timur Terkini

Anyaman Flores Timur Makin Dikenal Dunia

Di balik keindahan alam Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) terdapat kerajinan anyaman yang sudah turun temurun digeluti.

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA
Ragam hasil kreasi DuAnyam berbahan anyaman lontar, dipamerkan di sekretariatnya Solor, Flores, NTT, Jumat (12/10/2018). 

POS-KUPANG.COM | LARANTUKA - Di balik keindahan alam Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) terdapat kerajinan anyaman yang sudah turun temurun digeluti.

Kini hasil karya masyarakat itu semakin dikenal dunia lewat berbagai ajang internasional hingga pejualan ekspor.

Salah satu ciri khas kerajinan anyaman daerah ini, menggunakan pucuk daun lontar yang baru berusia tiga bulan. Daun tersebut menghasilkan warna kuning muda dengan permukaan yang halus tetapi kuat.

Baca: PAN Akui Fokus Hadapi Pileg Dibanding Menangkan Prabowo

Belum lama ini, pesta olahraga terbesar se-Asia, Asian Games 2018 memesan karya anyaman tersebut sebagai official merchandise. Tidak tanggung-tanggung, pesanannya jadi yang paling besar sepanjang sejarah produksinya, sebanyak 16.300 unit dalam waktu dua minggu.

Sebelumnya, pada April 2018, karya anyaman Flores itu juga dipamerkan dalam ajang Salone Del Mobile di Milan, Italia.

Baca: Soal Pose Satu Jari, Zulkifli Nilai Luhut dan Sri Mulyani Tak Langgar UU Pemilu

Salah satu yang dipamerkan ialah keranjang anyaman tiga dimensi asal Flores yang hampir punah.

Di balik kerajinan daerah yang kian mendunia tersebut, para pengerajin anyaman Flores tergabung dalam komunitas Du'Anyam.

Nama Du'Anyam berasal dari bahasa daerah Flores, yaitu Du'a yang berarti Ibu dan Anyam yang dapat diartikan sebagai Ibu Anyam. Saat ini Du'Anyam telah berhasil memberdayakan lebih dari 500 wanita asal Flores dalam melestarikan kerajinan tangan anyaman.

KompasTravel berkesempatan melihat proses pembuatan anyaman-anyaman tersebut, sekaligus belajar membuatnya, langsung dari tangan-tangan terampil wanita Flores, NTT, dalam acara DBS Daily Kindness Trip, Jumat (12/10/2018).

Lokasi yang kami kunjungi ialah Desa Wulublolong, Pulau Solor, Flores Timur, NTT. Di pulau ini, terdpat rumah anyam Du'Anyam yang mengkordinir 12 desa, untuk memproduksi karya anyaman.

Perjalanan panjang pun harus ditempuh, KompasTravel menyeberang lewat Pelabuhan Larantuka ke Pulau Solor, dengan kapal motor besar. Lalu dilanjut dengan mobil bak tertutup yang jadi kendaraan umum di pulau itu.

Kondisi Pulau Solor masih lengang dari bangunan, dari desa ke desa jaraknya cukup jauh. Untuk mencapai Wulublolong, butuh waktu sekitar satu jam setengah, dengan medan jalan cukup terjal di pinggir pulau. Sampailah di Desa Wulublolong, kedatangan kami disambut hangat mamak-mamak pengayam dengan kostum tenun yang cantik.

Mereka menampilkan tarian selamat datang, dengan instrumen musik alakadarnya. Dalam rumah anyam sederhana itu, wisatawan tidak hanya diajari proses produksi. Namun juga dapat mengenal lebih jauh perjalanan anyaman Flores, dari terasing, hingga dikenal dunia.

Tentu mamak-mamak di sana dengan senang hati menceritakan berbagai pengalamannya pada wisatawan.

"Anyaman di sana kan sudah turun-temurun, kalau diolah dirapihkan lagi bisa jadi produk khas yang bernilai tinggi, bahkan lebih dari suvenir atau oleh-oleh Flores Timur," tutur Hanna Keraf, salah satu founder Du'Anyam yang ikut mengantar wisatawan dalam trip itu.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved