Berita Tsunami Palu
Sambil Bawa Bantal, Arifin Cari Cucunya yang Hilang Pasca-tsunami Palu
Arifin Amri Ladupa (54) memeluk bantal guling erat-erat. Pandangan matanya nanar sambil menyapu lalu lalangnya Jalan Sam Ratulangi, Kota Palu.
POS-KUPANG.COM | PALU - Arifin Amri Ladupa (54) memeluk bantal guling erat-erat. Pandangan matanya nanar sambil menyapu lalu lalangnya Jalan Sam Ratulangi, Kota Palu.
Dengan baju belum diganti sejak kemarin, ia masih mencari-cari cucu perempuannya, Aulia (10).
Setiap ada orang yang berlalu di depan lorong 5 Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, ia selalu bertanya perihal cucunya.
Baca: 7 Atlet Paralayang yang Menginap di Hotel Roa Roa Belum Diketahui Nasibnya
Saat gempa mengguncang Teluk Palu, Arifin saat itu sedang pulang dari kegiatannya menjaga WC di Pantai Talise.
"Saat gempa, saya langsung pulang ke rumah membawa istri, Liske dan cucu Rasya," kata Arifin Amri Ladupa, Minggu (30/9/2018).
Baca: Peringatan! Gempa Susulan Terus Terjadi, Warga Diimbau Tak Huni Rumah Dulu
Liske (49) dan Rasya (3) saat itu sedang di rumah. Keduanya dibawa Arifin ke bagian yang lebih tinggi.
Saat itu, ia mencari-cari Aulia, namun anak gadis ini tidak ditemukan. Tanpa Aulia, ketiganya lalu bergegas ke sisi Kelurahan Talise yang lebih aman.
"Saya berharap saat pulang dapat menemukan Aulia dan membawanya ke tempat yang aman, namun sampai sekarang saya tidak menemukan," kata Arifin.
Tidak hanya Aulia yang hilang, Arifin juga kehilangan Jamaluddin, pamannya. Jamaluddin hilang saat gelombang tsunami menyapu Pantai Talise.
Banyak warga di kelurahan ini yang belum ditemukan. Mereka tersapu gelombang air laut yang datang tiba-tiba dan belum ditemukan sampai saat ini.
Menurut Arifin, banyak sekali tetangganya yang tinggal di Kampung Talise yang belum ditemukan. Ia menyebut tetangganya seorang ibu dan anaknya yang biasa dipanggil As belum ditemukan.
Sambil terus mencari-cari Aulia di sekitar lorong 5, Arifin justru mendapatkan kabar bahwa tetangganya, Nawir dan Hasan, telah ditemukan.
Keduanya ditemukan telah meninggal di petak penggaraman. Hati Arifin semakin sedih. Kabar duka ini tidak ingin ia dengar lagi.
Ia berharap semua yang hilang bisa ditemukan dalam keadaan sehat. "Aulia harus bisa ditemukan dalam kondisi yang sehat," kata Arifin.
Bantal guling yang dipeluknya tak dilepas. Ia berharap Aulia ditemukan. Bantal ini diberikan kepada Aulia di tempat yang aman.
Setelah menyusuri sudut-sudut lorong 5, Arifin melanjutkan perjalanannya. Ia terus berjalan untuk menemukan cucu kesayangannya. (*)