Berita Ekonomi Bisnis

Butuh Rumah NTT Untuk Tampung Hasil Tenun Perajin Tenun Ikat

Ketua Dekranasda NTT menginginkan di NTT ada Rumah NTT yang siap membeli hasil tenun perajin dengan tagline One Stop Shopping.

Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Hermina Pello
POS KUPANG.COM, YENI RACHMAWATI
FLOBAMORA FASHION -- Ketua Dekranasda NTT, Ny Julie Laiskodat memberikan motivasi kepada siswa SMKN terkait kain tenun NTT, di Papa John's Hotel, Jumat (21/9/2018). 

laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati

POS-KUPANG.COM | KUPANG-Perajin tenun ikat seharusnya tidak perlu memikirkan pemasaran untuk tenun ikat tersebut. Karena itu di NTT perlua ada Rumah NTT yang siap membeli hasil tenun perajin dengan tagline One Stop Shopping.

Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, menginginkan di NTT ada Rumah NTT yang siap membeli hasil tenun perajin dengan tagline One Stop Shopping.

Julie pada acara Workshop Flobamora Fashion Festival di Papa John's Hotel Kupang, Jumat (21/9/2018) mengatakan, penenun tidak mau menjadi penenun karena ada dua masalah.

Baca: Akhirnya, Ayu Ting Ting Akhirnya Keceplosan Ngaku Hamil Duluan

Baca: Sudah Punya Kekasih, Yuk Kirimkan 6 Pesan Indah Ini Setiap Hari Untuknya

Workshop tersebut kerja sama Dinas Kebudayaan Provinsi NTT dengan Dekranasda NTT. Workshop bertema, "Menenun Masa Depan Nusa Tenggara Timur", diikuti siswa SMKN 3, SMKN 4 Kupang dan SMKN 2 So'E, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Julie menyebut dua masalah yang dihadapi penenun, yakni modal dan pemasaran.

"Pertama, modal untuk membeli benang dengan kualitas terbaik. Kedua, pengrajin tidak tahu akan memasarkan ke mana hasil tenunnya," katanya.

Ia menegaskan, bagian pemasaran bukan lagi tugas perajin, mau dibawa ke mana hasilnya.

"Ini tugas Dekranasda membuka jaringan bagaimana hasilnya untuk dijual di NTT, nasional dan internasional. Karena tugas penenun hanya menenun dengan kualitas terbaik," ujarnya.

Julie Laiskodat saat menanam Kelor di halaman SMKN 4 Kupang, Kamis (20/9/2018)
Julie Laiskodat saat menanam Kelor di halaman SMKN 4 Kupang, Kamis (20/9/2018) (POS KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI)

Julie mengimbau para penenun di NTT harus mempunyai mental pengusaha, bukan mental penenun yang sekali menenun lalu berhenti.

Penenun juga harus menghitung modal, untung dan harga jual yang pantas serta bisa bersaing.

Ia bercerita mengenai butik miliknya yang bernama LeViCo. Butik ini sudah berdiri sekitar empat tahun lebih. "Saya belajar dari desainer, saya bukan desainer, tapi tahu persis apa kebutuhan NTT khususnya mama-mama," ujarnya.

LeViCo, jelas Julie, sudah membawa tenun NTT ke ajang nasional dan internasional. "Di Jakarta ada tiga ajang bergengsi yang sudah diikuti, yaitu Jakarta Food Fashion Festival, Jakarta Fashion Week, Indonesia Fashion Week.

Anggaran 2019 mendatang panggung ketiga ajang tersebut sudah dibayar oleh provinsi, tinggal siapa yang mewakili dari NTT agar memperkenalkan tenunan NTT di kancah nasional, bahkan internasional," kata Julie. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved