Berita Kota Kupang

Jefri Akui Belum Maksimal Soal Air Bersih di Kota Kupang

Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore, dalam konferensi pers 1 tahun menjabat sebagai walikota Kupang di ruang garuda kantor walikota Kupang.

Penulis: Maria Enotoda | Editor: Kanis Jehola
Istimewah
Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Maria AE Toda

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore, dalam konferensi pers 1 tahun menjabat sebagai walikota Kupang di ruang garuda kantor walikota Jumat (24/8/2018) mengakui pihaknya belum maksimal dalam memberikan pelayanan air bersih pada masyarakat Kota Kupang.

Ia mengatakan kerjsama yang dibangun antara Pemkot Kupang dan Pemerintah Kab. Kupang beberapa waktu lalu juga mbelum menghasilkan pelayanan air bersih yang lancar bagi masyarakat.

Air yang hanya keluar 4-5 jam sehari menurutnya belum bisa dilakukan secara maksimal. Untuk itu pihak Pemkot Kupang berdiskusi dengan Gubernur terpilih Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca: Mensos Agus Gumiwang, Loyalis Jokowi yang Pernah Dipecat Golkar

Sementara itu wakil walikota yang juga turut hadir dalam konferensi tersebut mengatakan diskusi yang dilakukan sudah beberapa kali dan pihak Pemkot Kupang meminta agar pengelolaan Tilong diambil alih oleh pemerintah Kota Kupang.

''Untuk air bersih kita juga sudah adakan beberapa kali pertemuan dengan gubernur terpilih dan kita minta agar pengelolaan Tilong bisa beralih ke kita untuk kita kelola. Dan kita yakinkan masyarakat selama ini air yang keluar 4-5 jam bisa kita maksimalkan hingga 24 jam,'' ujarnya.

Selain Wawali juga mengatakan apabila Tilong dikelola oleh Pemkot Kupang maka kemungkinan lain yang terjadi adalah turunnya tarif air yang akan dibayarkan masyarakat. Pihak pemkot Kupang berharap agar gubernur terpilih bisa memenuhi permintaan Pemkot Kupang.

Sementara itu mengenai smart city yang juga merupakan slaah satu program Jefri dan Herman, Jefri menjelaskan pihaknya masih harus mengkaji lebih dalam lagi mengenai smart city.

Konsep dasar yang dimiliki Pemkot Kupang adalah kemudahan pelayanan publik bagi masyarakat Kota Kupang dan juga pelaksanaan administrasi pemerintahan termasuk penerimaan PAD Kota Kupang sehingga bisa terkontrol dengan baik.

Diakuinya anggaran untuk smart city sangat besar sehingga pihaknya belum mengimplementasikannya karena keterbatasan anggaran yang dimiliki.

"Kami bekerjasama dengan semua stakeholder untuk bisa wujudkan ini tapi perlahan -lahan pasti kita bisa. Memamng ada beberapa pihak yang menawarkan kerjasama mengenai smart city ini. Tetapi harus ada kajian lagi karena ada beberapa sistem di Pemkot Kupang yang harus integreted dengan sistem smart city,'' ujarnya.

Sementara itu menurut Jefri Smart City yang sudah dilakukan di 30 Kelurahan di Kota Kupang ini yang dinamakan Sodamolek menggunakan dana CSR dan bukan merupakan anggaran daerah.

Untuk sodamoleh sendiri menurut Jefri sduah cukup membantu masyarakat untuk mengurus administarsi yang berkaitan dengan data kependudukan ehingga tidak membutuhkan waktu lama mencari data karena sudah tersistem dengan baik.

Ia melanjutkan smart city bukan hanya mempermudah pelayanan administrasi tapi smart city melingkup banyak hal termasuk dengan penerimaan PAD, PBB, Office dan juga pelayanan lainnya. Sehingga membutuhkan waktu dan anggaran yang besar.

Selain itu pihaknya juga punya konsep melengkapi lampu jalan dengan wifi di setiap titik. Tetapi pihaknya juga terkendala anggaran. Pihaknya sudah mendapat persetujuan Dewan Kota untuk 500 lampu di Kota Kupang dengan anggaran per lampu sebesar 15 juta rupiah.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved