Berita Larantuka

Uskup Larantuka: Pesta Demokrasi dan Perayaan Iman Jangan Ada yang Dikorbankan

Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr meminta KPU dan pemerintah pusat mempertimbangkan lagi jadwal pileg dan pilpres.

Penulis: Felix Janggu | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/FELIKS JANGGU
Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Feliks Janggu

POS-KUPANG.COM | LARANTUKA - Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr meminta KPU dan pemerintah pusat mempertimbangkan lagi jadwal pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) yang akan jatuh pada 17 April 2019.

Uskup Frans mengatakan dua peristiwa penting yakni pesta demokrasi dan perayaan iman harus dijaga dan tidak mengorbabkan satu dan lainnya.

Diwawancarai POS-KUPANG.COM di penginapan Uskup Larantuka di San Dominggo, Uskup Frans mengatakan demokrasi membutuhkan partisipasi penuh dan perayaan iman juga membutuhkan partisipasi penuh.

Baca: Ini Alasan Aleta Baun Sering Kenakan Tenun Ikat

Karena itu KPU bisa mengatur secara baik jadwal dua peristiwa penting itu agar partisipasi semuanya jadi penuh.

Pileg dan Pilpres Rabu, 17 April 2019, kata Uskup Frans seluruh konsentarasi umat Kristen di seluruh dunia, termasuk di Indonesia ada pada perayaan Paskah.

"Negara melindungi warga negaranya agar bisa beribadah dengan bebas tanpa gangguan. Pileg dan Pilpres nanti akan sangat mengganggu perayaan iman umat," kata Uskup Frans.

Apalagi di Kota Larantuka Flores Timur yang mewarisi tradisi khusus Semana Santa. Pada hari Rabu Trewa (hari pemilihan) itu semua konsentrasi umat pada doa.

Praksis semua panitia pemilihan, kata Uskup Frans juga panitia Semana Santa dan panitia perayaan paskah di gereja masing-masing.

"Pemilihan ada hari Rabu Trewa itu sangat tidak mungkin bisa jalan. Kalau bisa itu ditunda supaya umat bisa berdoa dengan tenang," kata Uskup Frans.

Pertimbangan kedua demi kualitas demokrasi di Indonesia di mana masyarakat dapat berpartisipasi dalam pemilihan tanpa diganggu oleh peribadatan.

"Semua umat Kristiani di seluruh dunia merayakan imannya. Umat Kristiani di Indonesi juga ikut memilih kan? Bagaimana ini diatur agar partisipasi umat Kristiani dalam demokrasi tidak terganggu," kata Uskup Frans.

Uskup Frans berharap ini menjari seruan bersama, agar pergeseran jadwal Pileg dan Pilpres itu secara nasional, bukan hanya untuk Flotim.

Uskup Frans mengatakan tidak berbicara demi kepentingan Umat Katolik di Larantuka, tapi perayaan iman keagamaan di Indonesia dan suksesnya demokrasi.

"Saya tidak bicara tentang Larantuka saja. Kita memang punya tradisi khusus Semana Santa. Tapi perayaan iman agama ini terjadi di seluruh dunia," kata Uskup Frans.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved