Berita Kota Kupang
Relawan PMI Harus Dekat dengan Masyarakat. Ini Maknanya
Relawan PMI harus ar bergaul akrab dengan masyarakat agar dapat tahu dan memahami seperti kondisi masyarakat.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG. COM, Laus Markus Goti
POS-KUPANG. COM |KUPANG - Relawan Palang Merah Indonesia harus bergaul akrab dan dekat dengan masyarakat. Jumat, (27/7/2018).
Demikian disampaikan Natalia Bisik, selaku Korlap (koordinator lapangan) program PMI NTT, masyarakat aman dan tangguh, di sela kesibukannya mengikuti lokalatih perlindungan anak provinsi Nusa Tenggara Timur di Neo Hotel, Kupang, Jumat, (27/7/2018).
Natalia menjelaskan, lokalatih yang berlangsung di Neo Hotel Kupang tersebut merupakan usaha PMI NTT demi menguatkan kapasitas relawan, staf dan pengurus PMI NTT, terkait dengan perlindungan anak.
'Dengan demikian para relawan punya pemahaman terkait perlindungan anak dan apa yang harus mereka lakukan di tengah masyarakat sesuai dengan kapasitas mereka,' ungkapnya.
Menurutnya seorang relawan PMI harus benar-benar bergaul akrab dengan masyarakat agar dapat tahu dan memahami seperti kondisi masyarakat.
Natalia mengisahkan, saat dirinya masih terjun langsung di lapangan ia selalu meluangkan waktu mengunjungi masyarakat dari rumah ke rumah.
'Kalau kita sudah dekat dan akrab dengan masyarakat, ketika kita memberi arahan atau mengajak mereka untuk mengikuti sosialisasi terkait program yang mau kita jalankan, mereka akan lebih mudah menerima arahan atau ajakan,' ungkapnya.
Ia menambahkan suka - duka menjadi relawan pasti akan selalu silih berganti. Berhadapan dengan masyarakat yang budaya, karakter dan pemahaman berbeda-beda itu bukanlah hal yang mudah. Butuh ketahanan secara emosional menghadapi setiap dinamika yang terjadi lapangan,'ungkapnya.
Namun semuanya itu, kata dia kembali kepada motivasi atau niat sang relawan. Kalau niat memang benar-benar mau bekerja dalam bidang pelayanan kemanusiaan pasti akan mampu menghadapi segala tantangan dan bisa mengimlementasikan program secara baik, benar dan kreatif.
Untuk diketahui lokalatih ini merupakan bagian dari program Masyarakat Aman dan Tangguh yang sudah berjalan dua tahun belakangan ini.
Program PMI ini merangkum empat isu sekaligus, antara lain, penanggulangan bencana, perlindungan anak, gender dan perlindungan inklusif (disabilitas).
Terkait perlindungan anak, PMI pada September 2017 sudah menghasilkan dokumen pedoman perlindungan anak.
Program Mata (Masyarakat Aman dan Tangguh) ini dijalankan PMI di empat daerah di NTT, antara lain, Belu, Alor, Manggarai dan Kupang. (*)