Dirikan Perpustakaan Tani, Ini Ungkapan Pengalaman Yohanes Niku

Penggagas Perpustakaan Tani "Wia Ngai Wedho Todo", Yohanes Niku, mengaku, mendirikan sebuah perpustakaan Tani memiliki tantangan tersendiri.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Gordi Donofan
Yohanes Niku, penggagas perpustakaan Tani Wia Ngai Wedho Todo 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan

POS-KUPANG.COM | MBAY - Penggagas Perpustakaan Tani "Wia Ngai Wedho Todo", Yohanes Niku, mengaku, mendirikan sebuah perpustakaan Tani memiliki tantangan tersendiri.

Tantangan tersebut adalah bagaimana mengajak masyarakat untuk bisa mendirikan taman baca Sehingga bisa dijadikan sebagai sarana yang bagus bagi kepentingan seluruh masyarakat.

Yohanes mengaku selain sulit mengajak untuk mendirikan bangunannya ada juga tantangan yang berat mengenai bagaimana cara mengajak masyarakat untuk bisa datang baca buku.

Baca: Pertama di Flotim, Kantor Desa Terintegrasi dengan Posyandu

"Banyak orang yang tidak mau. Itu tantangan bagi kita. Bagaimana caranya mengajak orang.
Jadi ini bagian untuk membuka wawasan dengan membangun petaninya agar bisa bermanfaat kedepannya," ungkap Yohanes Niku, Kamis (24/5/2018).

Yohanes mengaku, saat ini sudah ada anak-anak didesa yang sudah mulai bergabung dan kami sudah mulai. Kami sediakan buku supaya mereka bisa baca.

Yohanes menginginkan agar kelompok Tani Dua Tiga menjadi pilot project bagi kelompok lain di wilayah Nagekeo.

"Apa yang saya pikirkan hari adalah bagaimana kedepan model bagi kelompok tani yang lain.
Kami setiap sebulan sekali baca bareng. Mungkin kedepan setiap hari Minggu untuk baca," ujar Yohanes.

Yohanes mengajak masyarakat agar gemar membaca. Sehingga bisa mengenal dunia luar lewat buku bacaan. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved