MERINDING! Isi Buku Panduan Pelaku Bom Bunuh Diri di Surabaya. Isinya Ternyata Begini
Buku tersebut saat ini sudah berhasil diamankan oleh polisi saat melakukan penyidikan dan penggeledahan barang milik pelaku teroris.
POS-KUPANG.COM | Polisi berhasil mengamankan sebuah buku yang diduga dijadikan sebagai buku panduan bagi para pelaku bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya.
Rupanya, para pelaku teror bom bunuh diri ini memiliki buku panduan yang tak biasa.
Buku tersebut saat ini sudah berhasil diamankan oleh polisi saat melakukan penyidikan dan penggeledahan barang milik pelaku teroris.
Seperti diketahui, dalam waktu yang tidak terpaut jauh insiden ledakan bom bunuh diri seolah bertubi-tubi terjadi.
Pada Minggu (13/5/2018) pagi, tiga gereja di Surabaya dibom oleh pelaku teroris yang diketahui satu keluarga.
Ketiga gerja tersebut yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya Surabaya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro Surabaya, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jalan Arjuno.
Baca: Mobil Teroris Bertopeng Terobos Pagar Mapolda. Baku Tembak Terjadi. 1 Terduga Teroris Ditembak Mati
Baca: Usai Diserang Terduga Teroris, Begini Kondisi Terkini Mapolda Riau. Ada Korban Berjatuhan!
Baca: Anak Anton Ferdiantono Hidup Berbanding Terbalik dari Ayah-Ibunya Gegara Hal Ini
Satu keluarga ini meledakan diri di gereja tersebut hingga membuat sejumlah nyawa tak berdosa berjatuhan oleh aksi biadab itu.
Aksi bom bunuh diri ini dilakukan oleh pasangan suami istri Dita Supriyanto dan istrinya Fuji.
Tak hanya mereka berdua, keempat anaknya pun ikut melakukan aksi yang sama hingga berakhir tewas.
Tak berselang lama, insiden ledakan terjadi lagi pada Minggu (13/5/2018) malam di Rusun Wonocolo, Taman, Sidoarjo, Jawa Timur.
Dalam ledakan dirusun itu disebut-sebut senjata makan tuan lantaran menewaskan nyawa satu kelaurga yang diduga kuat para teroris.

Mereka yang merupakan keluarga teroris itu yang berencana untuk beraksi di Surabaya.
Namun, bom meledak di tempat tinggal mereka hingga menewaskan istri dan anak keduanya.
Sedangkan Anton Febrianto, sang ayah, tewas ditembak karena memegang switcher saat digrebek.
Pada Senin (14/5/2018), serangan bom kembali terjadi, kali ini di Polrestabes Surabaya yang juga dilakukan oleh satu keluarga.