Tidak Hubungan Lagi dengan Suami, Pihak Keluarga Minta Polisi Usut Penyebab Kematian Meri Faot

Waktu dia (Meri) meninggal Suaminya di Soe. Dia tidak ada hubungan lagi dengan suami. Kurang lebih 3 bulan sejak Desember

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/GORDI DONOFAN
Keluarga korban saat menunggu Atopsi di Rs Titus Uly Kupang, Senin (19/3/2018). 

Laporan Reporter POS KUPANG. COM, Gordi Donofan

POS KUPANG. COM | KUPANG - Kematian tak wajar Meri Faot (28) membuat keluarga kaget dan masih menimbulkan tanda tanya penyebab kematian tersebut.

Meri Faot ditemukan tewas disebuah hutan diseputar Bundaran Penghijauan Penfui Kupang, Minggu (18/3/2018).

Mendengar kabar dari berbagai media online dan media sosial dan kabar resmi dari pihak Kepolisian Buser Kupang keluarga baru percaya bahwa informasi tersebut benar adanya.

meri faot
meri faot ()

Setelah mendengar informasi yang jelas dari pihak kepolisian pihak keluarga langsung berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk datang langsung ke Kupang untuk memastikan apakah benar mayat tersebut Meri Faot atau bukan.

Kepala Desa Nifukani, Oktovianus M. Selan (30), kepada Pos Kupang di RS.Titus Uly, mengaku, pihak kaget mendengar kabar melalui media online dan media sosial tentang kematian Meri Faot.

Keluarga korban saat menunggu Autopsi Jenazah Meri Faot diruangan Jenazah RS Titus Uly Kupang, Senin (19/3/2018).
Keluarga korban saat menunggu Autopsi Jenazah Meri Faot diruangan Jenazah RS Titus Uly Kupang, Senin (19/3/2018). (POS KUPANG/GORDI DONOFAN)

Menurut Oktovianus, pihak pemerintah Desa berupaya untuk mendapatkan informasi pasti tentang kematian Meri Faot.

"Saya sebagai Kepala Desa tentu sangat prihatin dengan kejadian ini. Karena saya melihat kerumunan warga kemarin sore dirumah dari saudara Yefta Faot kakak dari almarhum. Akhirnya saya memutuskan untuk datang bersama keluarga korban ke Kupang. Tadi malam kami tidur di Polres Bau-Bau dan tadi pagi lanjut kesini. Di Polres Bau-Bau itu kami lapor karena katanya wilayah Hukum Polres Kupang," ungkap Oktovianus, saat ditemui diruangan jenazah RS. Titus Uly Kupang, Senin (19/3/2018).

Menurut Oktovianus, Meri Faot merupakan warga Desa Nifukani RT 03 RW 01 Kecamatan Amanuban Barat Kabupaten Timor Timor Tengah Selatan (TTS).

"Sebagai pemerintah Desa Nifukani kami mengetahui ternyata Meri Faot dengan suami sering tidak cocok tapi tidak sampai tindakan kekerasan. Nama suaminya Bernad Boimau. Mereka belum menikah sah sudah ada anak laki usia 4 tahun belum sekolah," papar Oktovianus.

Oktovianus menjelaskan, kedatangan Meri Faot ke Kota

Keluarga korban saat menunggu Atopsi di Rs Titus Uly Kupang, Senin (19/3/2018).
Keluarga korban saat menunggu Atopsi di Rs Titus Uly Kupang, Senin (19/3/2018). (POS KUPANG/GORDI DONOFAN)

Kupang tanpa sepengetahuan keluarga.

"Dia datang ke Kupang tanpa sepengtahuan keluarga. Sempat telfon saudara Yefta Faot. Saya sebagai kepala Desa turun datang tadi malam untuk ke Kupang," papar Oktovianus.

Oktovianus mengaku, saat Meri Faot meninggal suaminya di Soe. Apakah suaminya tahu atau tidak pihak keluarga tidak tahu.

"Waktu dia (Meri) meninggal Suaminya di Soe. Dia tidak ada hubungan lagi dengan suami.
Kurang lebih 3 bulan sejak Desember. Tidak ada kabar dengan suami dan keluarga," ujar Oktovianus.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved