Adang Warya Prihatin Fisik Sapi NTT Makin Kurus
Saya prihatin ternak sapi yang kurus di NTT. Saya lihat di daerah Timor ini kondisi sapi bukan semakin gemuk tapi makin kurus.
Penulis: Edy Hayong | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Edy Hayon
POS KUPANG.COM, NOELBAKI- Kepala BBPP Kupang, Dr. IR. Adang Warya, MM, prihatin terhadap ternak sapi di Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya di Timor yang kondisinya bukan tambah gemuk tetapi semakin kurus.
Hal ini tentu menjadi keprihatinan bersama karena dengan kondisi alam seperti saat ini memang kesulitan utama pada bagaimana mendapatkan pakan ternak.
Untuk itu kehadiran para pengawas bibit ternak dari berbagai provinsi ini bisa saling berbagi pengalaman sehingga dapat mengatasi permasalahan ini,agar target swasembada daging oleh pemerintah pusat dapat tercapai.
Adang Warya dihadapan para peserta di Aula BBPP Noelbaki, Senin (12/3/2018), mengatakan apresiasi kepada para peserta yang ada karena dari semua ASN di lingkup kerja masing-masing para peserta ini beruntung terpilih.
Baca: VIRAL TKI Asal Jember Ini Bekerja Hingga Menjadi Nenek di Arab Saudi, Lupa Nama Keluarganya
Untuk itu dirinya berharap semua peserta bisa mengikuti seluruh kegiatan selama 21 hari ini dan bisa membawa pulang ilmu yang diterima sehingga bisa diterapkan di daerah masing-masing.
"Saya prihatin ternak sapi yang kurus di NTT. Saya lihat di daerah Timor ini kondisi sapi bukan semakin gemuk tapi makin kurus.
Memang kita maklumi karena musim seperti ini kesulitan utama pada pakan. Untuk itu kunci ada pada kalian para pejabat pengawas bibit ternak ini. Silahkan saling berbagi pengalaman selama 21 hari kedepan (12 Maret-1 April) agar saling membagi ilmu," katanya.
Adang juga memotivasi para peserta pelatihan dasar ahli pengawas bibit ternak untuk semangat dalam melaksanakan tugas. Dirinya memotivasi dengan mengibaratkan seperti permainan sepak bola dimana dalam diri pemain harus ada kemampuan profesional.
Baca: Sempat Ragukan Berita Sapi Ngorok di Tobu, Tim Dinas Peternakan TTS Temukan Fakta Mengejutkan Ini
Menurutnya, untuk menjadi seorang ahli pengawas bibit ternak, hal yang diperhatikan adalah kemampuan dalam meningkatkan profesionalisme. Untuk itu, pelatihan yang dilakukan selama 21 hari ini diharapkan dapat diikuti dengan baik.
"Harus ada komitmen dalam bekerja dan terus mengasah kemampuan agar bisa menjadi orang yang profesional dalam bidang peternakan. Harus juga ada konsisten yang biasanya di lingkup pemerintahan ada pakta integritas," katanya.
Dari laporan panitia menyebutkan, dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia (SDM) peternakan yang profesional dan kompeten maka salah satu pelatihan yang harus dilaksanakan adalah diklat fungsional pengawas bibit ternak dimana untuk menduduki jabatan fungsional pengawas bibit ternak tersebut membutuhkan kompetensi minimal sesuai dengan jenjangnya.
Tugas pokok pengawas bibit ternak adalah menyiapkan, melaksanakan, mengevaluasi, mengembangkan dan melaporkan kegiatan pengawasan bibit ternak yang terdiri dari pengawasan mutu bibit, pengawasan mutu benih serta pengawasan peredaran bibit dan benih.