Dikira Sembelit Lalu Dipulangkan dari Rumah Sakit, Remaja Ini Ditemukan Tewas Esok Harinya, Ternyata
Namun, meski sakitnya menyiksa, dokter menduga Jack menderita sembelit setelah melakukan scan dan mengirimnya pulang.
Penulis: Vika Widiastuti | Editor: Vika Widiastuti
POS-KUPANG.COM - Seorang remaja laki-laki meninggal hanya 24 jam setelah dikirim pulang dari rumah sakit dengan obat pencahar untuk sembelit.
Jack Dunn (17) sempat menemui dokter dengan sakit perut parah dan disuruh pergi ke A & E karena dicurigai menderita radang usus.
Namun, meski sakitnya menyiksa, dokter menduga Jack menderita sembelit setelah melakukan scan dan mengirimnya pulang.
Baca: Hasil Spektakuler Top 11 Tadi Malam, Kontestan Asal NTT Marion Jola dan Abdul di Posisi Aman
Anak muda itu kemudian ditemukan tewas di tempat tidur oleh ayahnya keesokan harinya.
Dilansir dari Daily Mirror pada Selasa (6/2/2018) , ternyata dia mengidap penyakit mematikan yang disebut ketoacidosis, suatu kondisi yang menyebabkan terbentuknnya keasaman dalam darah.
Ayahnya, Kieron Dunn mengatakan, anaknya yang berusia 17 tahun itu penuh energi.
"Kami membawanya ke A & E dan benar-benar mempercayai para dokter untuk memberi tahu kami apa yang salah dengannya," ujarnya.
"Dia hampir tidak bisa berjalan, dia sangat kesakitan. Saat di-scan kandung kemihnya tidak menunjukkan apa-apa," katanya.
"Dokter mengatakan, dia bingung dan percaya, Jack tidak menderita penyakit yang serius," lanjutnya.
Ketoacidosis yang disebabkan oleh pemecahan asam lemak dan pembentukan keton, biasanya ditemukan pada diabetes tipe 1 yang tidak terkontrol.

Kieron dari Porth di Rhondda mengatakan, ketika Jack sulut bernafas, dokter berpikir, itu mungkin perasaan cemas, kerana dia sangat ingin berada di rumah sakit.
"Namun, dia berjuang untuk bernapas karena organ tubuhnya tertutup karena ketoacidosis," tandasnya.
"Menumkan anak saya meninggal di tempat tidur adalah saat terburuk dalam hidup saya. Saya yakin Jack akan hidup hari ini jika beberapa tes sederhana dilakukan," terangnya.
Jack, mahaisiwa Ilmu Komputer justru diberi obat pencahar di rumah sakit Royal Glamorgan Hospital sebelum disuruh pulang.